Langsung ke konten utama

Gusbi, Galeri Penuh Benda Unik dan Benda Seni


Gusbi, Galeri Penuh Benda Unik dan Benda Seni Teman-teman pernah mendengar nama Gusbi? Bagi yang sudah pernah berkunjung ke candi Boroburudur, mungkin pernah mampir ke galeri ini. Tempatnya keren, karena banyak benda yang unik dan benda seni di sana.



Nama Gusbi itu sebenarnya kepanjangan dari Galeri Unik dan Seni Borobudur Indonesia. Geleri ini memang masih berada di kawasan wisata candi Borobudur di kabupaten Magelang Jawa Tengah.

Jadi saat teman-teman selesai menjelajah kemegahan candi Borobudur dan akan pulang, teman-teman akan melewati galeri Gusbi ini. Bahkan yang bertugas, akan mengarahkan teman-teman. Tapi tentu saja, tidak ada keharusan untuk mampir. Hanya sungguh sayang bila teman-teman melewatkan., apalagi sudah berada di kawasan candi Borobudur. (Baca juga : 10 Hal yang Wajib Saat Wisata Ke Candi Borobudur")



 Dari kejauhan, gerbang Gusbi sudah terlihat, seakan memanggil saya untuk segera mendekat. Apalagi saat saya sudah mendekat, terpampang jelas nama kepanjangan Gusbi itu ‘Galeri Unik dan Seni Borobudur Indonesia’. Wah, saya pun semakin penasaran. Sudah terbayang, banyak benda unik dan juga benda seni di dalam sana.

Saya pun bergegas memasuki pintu gerbang itu. Di sisi kiri, ada tempat penjualan tiket masuk. Jadi jangan lupa teman-teman membeli tiekt dulu. Harga tiketnya 5 ribu rupiah.Sangat ramah di kantong.



Setelah membeli tiket, saya bergegas masuk ke dalam galeri. Di pintu masuk, dua orang Mbak yang Ayu menyambut dengan ramah kedatangan saya. Tentu saja dong, saya pun langsung melemparkan senyum saya yang paling menawan. Cailah... hahaha.

 Begitu memasuki galeri, saya langsung disajikan deretan lukisan-lukisan menawan yang terpajang rapi di dinding galeri. Dari lukisan wajah, sampai lukisan binatang.  Bahkan ada lukisan mantan presiden RI, Pak Soeharto yang sedang naik sepeda motor. Saya takjub dengan lukisan-lukisan yang dipamerkan. Di bereberapa spot ada juga patung yang unik-unik dipajang.






Keluar dari area lukisan, saya memasuki area lain. Kali ini banyak dipajang foto-foto. Di sisi kiri, dipajang foto-foto keunikan orang-orang, sedangkan di sisi lain, memajang foto-foto orang-orang Indonesia yang masuk rekor. Termasuk ada Sri Izzati, penulis novel termuda yang saat itu berusia 8 tahun. Hebat, ya. Di area ini juga ada beberapa patung unik. Ada juga terpajang koleksi prangko-prangko.







Puas melihat-lihat, saya pun kembali melangkah. Di area selanjutnya saya langsung disambut oleh berbagai topeng yang dipajang di dinding. Berbagai ekspresi wajah topeng, membuat saya tertawa hahaha.



Di Area ini benda-benda yang dipamerkan lebih beragam. Mulai dari benda-benda kuno, aneka wayang, mata kuno, keris, sampai patung besar sepasang pengantin jawa. Melihat benda-benda kuno, seakan membawa saya terlempar ke masa lalu. Coba bisa pinjam mesin waktu Doraemon, ya? Duh, enaknya si Nobita itu hehehe.






Tapi yang paling menarik perhatian adalah patung budha emas berukuran sangat kecil. Untuk itu sudah disediakan kaca pembesar untuk melihatnya. Saya jadi membayangkan, betapa sulit dan rumitnya saat membuatnya. Pastinya butuh ketelitian yang tinggi.



Selain itu, ada juga manusia mini yang ukurannya 65 cm. Pengunjung diperbolehkan untuk berfoto bersama. Dengan sabar, Pak Udin melayani permintaan foto bersama setiap pengunung sambil terus tersenyum. Maturnuwun, Pak Udin.



Selesai menikmati area ini, saya pun kembali melangkah. Ternyata sudah tidak ada area khusus lagi, jadi hanya jalan seperti lorong. Namun disepanjang lorong itu, tetap dipamerkan berbagai benda-benda unik. Ada buku-buku dan juga aneka jam beker. Wow.. saya suprais, ternyata ada jam beker yang sama dengan punya saya sekitar tahun 1981. Jadi nostalgia deh hehehe...



Di penghujung pintu keluar, dipajang tulisan dan foto beberapa seniman terkenal Indonesia. Seperti Arswendo Atmowiloto, Iwan Fals, Remy Silado, dan Ws Rendra. Lalu tidak jauh dari situ, ada pojok jamu jago. Saya jadi pengin minum jamu, tapi kok tidak ada bakulnya hahaha...



Akhirnya selesai sudah saya menyusuri Museum Gusbi ini. Tidak terasa, saya pun sudah berada di pintu keluar galeri Gusbi. Jadi selayaknya galeri atau museum, pintu masuk da pintu keluar berbeda. Jadi pengunjung memang seakan diajak menyusuri sebuah perjalanan, sampai akhirnya selesai di pintu keluar. Tentu saja saya senang sekali. Ini jadi pengalaman yang berkesan dalam hidup saya.

Jadi teman-teman yang berencana mau liburan ke candi Borobudur, jangan lupa mampir ke galeri Gusbi, ya! Dijamin pasti menyenangkan. Kalau menemukan benda-benda kenangan, bisa sekalian nostalgia seperti saya hehehe. Selamat berwisata, teman-teman.

Bambang Irwanto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Seru Pergi Pulang Bogor-Cipanas lewat Jalur Puncak

  Foto : Dewi Puspa Selama ini, saya selalu mendengar orang pergi liburan ke puncak Bogor yang memang sepertinya mempunyai magnet tersendiri. Kadang kalau ada long weekend, pasti orang akan berbondong-bondong ke puncak. Makanya saya langsung teringat pernah nonton di televisi, liputan orang-orang yang menawarkan penginapan atau villa di pun pak Bogor. Mereka berdiri atau duduk di sepanjang jalan sambi memegang papan bertuliskan "Sewa Villa. Atau pernah juga saya menonton jasa Ganjal ban mobil saat posisi mobil sedang berada di tanjakan dan sedang macet. Ke Puncak Bogor, yuk! Rabu 26 Februari 2025, akhirnya saya merasakan sendiri perjalanan pergi pulang Bogor-Cipanas melalui puncak Bogor. Jadi ceritanya, saya diajak oleh ClicKompasiana & Kreatoria berkunjung ke Istana Kepresidenan Cipanas. Tentu saja saya senang sekali. Seperti mimpi saja bisa menginjakkan kaki di istana Kepresidenan seluas 26 Hektar itu. Foto : Kang Bugi Saya berangkat pagi naik KRL  dari stasiun Pondok Ci...

Menyusuri Sejarah Depok di Jalan Pemuda Depok

Sudah hamper 4 tahun di depok, saya baru tahu di jalan Pemuda Depok berjejer tempat bersejarah. Dan ini baru saya ketahui, saat diajak jalan-jalan oleh CliKompasiana dan Kreator saat Herigate Depok bulan Januari 2025 kemarin.  Jadi di jalan Pemuda ini rangkaian cerita seputar Sejarah Depok dengan benang merahnya adalah Cornelis Chastelein seorang pedagang belanda yang memiliki peran prnting dalam Sejarah lahirnya Depok. Berawal dari cornelis membeli tanah di depok dari pemerintahan Belanda. Tuan Tanah itu lalu membangun rumah dan tanah pertanian di Depok.  Cornelius Chastelein (Foto : Nawacita Post) Cornelius pun mendatangkan budak dari berbagai daerah di Indoneisa. Namun Cornelis sangat berbeda. Ia sangat memanusiakan budaknya, bahkan dimerdekakan. Tidak hanya itu para budak juga diajarkan baca tulis. Nah, Yuk, kita mulai menyusuri jalan Pemuda untuk menyambangi tempat-tempat bersejarah di sana. Biar alur ceritanya dan tempat yang dikunjungi berurutan, kita masuk saja dari ja...

Menikmati Suasana Alam di Saung Kampung Sawah Parung Bogor

Senin ini, otak dan pikiran saya terasa segar sekali. Bagaimana tidak, akhir wiken, tepatnya sabtu minggu 22 & 23 Februari saya diajak Oleh Komunitas Bloggercrony untuk seru-seruan dalam rangka ulang tahun yang ke 10. Lokasinya di saung kampung sawah Parung Bogor. Dapat ilmu, nambah teman Saung Kampung Sawah. Awalnya saya tidak tahu Saung Kampung Sawah itu ada di mana. Dari alamatnya, terletak di daerah Parung Bogor. Makanya awalnya saya sedikit galau mau naik apa ke sana. Teman-teman sih banyak yang naik krl. turun di stasiun stasiun Bojong lalu nyambung lagi  namun setelah sya cek rutenya. Eh.. kok tidak terlalu jauh dari tempat tunggal saya di Depok. Dari jalan I Juanda, masuk ke jalan margonda. lanjut ke jalan Arif Rahman Hakim lanjut jalan Nusantara terus samapi masuk ke jalan Sawangan Raya. lanjut ke jalan Raya Muchtar. nah, dari sini ternyata sudah tembus ke jalan Parung raya. dari ini tinggal nanti belok ke jalan Desa Jabon. ikuti jalan. Bila ragu, segera bertanya. Insy...