Langsung ke konten utama

Jalan-Jalan Tidak Sekedar Menghabiskan Uang




Belum lama ini, saya melakukan perjalanan sendiri. Bahasa kerennya jalan-jalan hehehe. Sebenarnya keinginan sudah lama, dan baru terlaksana 2-10 mei 2017 kemarin. Sstt.. sebenarnya, karena celengan saya yang berbentuk ayam itu baru penuh hahaha... Kalau waktu sih, saya longga bangeta hahaha.
Perjalanan kali ini, saya mengunjungi 4 kota, yaitu Yogyakarta, Solo, Surabaya, dan Makassar. Tentu saja, ada alasanya, kenapa saya memilih ke 4 kota ini. Selain 4 kota tersebut memang sangat ingin saya kunjungi, juga bisa dilalui secara berurutan. Jadi dari Kebumen tempat tinggal saya, bisa langsung menuju ke Yogyakarta, lalu lanjut ke Solo. Setelah itu ke Surabaya, kemudian terbang ke Makassar, balik lagi ke Surabaya, lalu pulang ke Kebumen lagi.
Sebenarnya, bisa saja saya langsung dari Kebumen ke Yogyakarta, lalu naik pesawat ke Makassar. Bisa juga, saya dari kebumen ke Surabaya. Tapi rasanya kurang seru. Maka saya pun mengalihkan perjalanan melewati Solo juga Surabaya. Tiket pesawat Surabaya-Makassar juga lebih murah, dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 30 menit. ketimbang tiket pesawat Yogyakarta-Makassar, dengan waktu tempuh sekitar 2 jam.
Untuk cerita kali ini, saya tidak akan membahas dulu pengalaman saya selama mengunjugi 4 kota tersebut (nanti di cerita berikutnya, ya!). Sekarang Saya ingin bercerita, kalau jalan-jalan itu tidak sekedar menghabiskan uang saja. Sangat banyak hal-hal menarik yang bisa kita dapatkan.
Kok, saya berpendapat seperti itu?
Soalnya, sehari saat saya pulang, seorang tetangga menyapa saya. Maka saya pun bercerita soal perjalanan saya itu. Ternyata tanggapannya membuat saya melongo tampan rupawan selama beberapa menit. Menurutnya, jalan-jalan itu hanya menghabiskan uang. Lebih baik dibelikan hal lainnya. Misalnya sawah, kambing, atau sapi hahaha.

Refresing
        Hidup  ini perlu keseimbangan hidup. Jadi jangan hanya diisi dengan satu hal saja (bekerja), tapi juga perlu istirahat. Bagaimana pun juga, tubuh kita butuh libur, termasuk otak kita. Soalnya, apa pun yang kita lakukan setiap hari, dan berulang-ulang, maka pasti akan mendatangkan kebosanan.
          Sebagai seorang penulis lepas, saya memang lebih banyak menulis, dibandingkan melakukan pekerjaan lain. Kalau tidak nulis, kan dapur tidak ngebul hahaha. Menulis setiap hari memang bagus. Tapi tidak bisa dipungkiri, akan menimbulkan kebosanan juga. Biasanya, saya mengakali dengan meninggalkan sejenak menulis. Saya melakukan hal-hal yang saya sukai. Bersepeda, menonton televisi, ke perpustakaan, toko buku, membersihkan taman, juga memasak.
        Jadi boleh lah, kalau sekali-sekali, saya keluar dan lebih jauh dari rumah hehehe... Jalan-jalan tidak hanya menyegarkan pikiran saya, tapi juga bisa mendapat ide-ide baru untuk cerita baru yang akan saya tulis.
        Jangan salah lho, selama melakukan perjalanan ini, saya tetap menulis dan mengajar di kelas Kurcaci Pos. Saya menulis menjelang saya tidur. Jadi apa yang saya lihat dan rasakan seharian itu, langsung saya tulis saja di tablet. Begitu juga dengan kelas kurcaci Pos. Pertemuan tiap senin malam tetap berlangsung, lalu lanjut koreksian tugas. Ya, saya menyelam sambil minum air... halah gayane saya ini hahaha.

Menikmati Tempat-tempat Menarik
       Mengunjungi suatu daerah, pastinya melihat kita melihat hal-hal baru. Apalagi setiap daerah punya tempat-tempat menarik yang berbedaa.
      Misalnya di Yogya ada jalan Malioboro dan pasar Beringharjo. Di Solo ada Pasar Klewer. Di surabaya ada museum kapal selam, juga di Makassar ada Pantai Losari.

Jalan Malioboro (dok.pribadi)
Pasar Beringharjo (dok. pribadi)

       Mengunjungi tempat-tempat itu membuat hati saya senang. Juga suprais. Apalagi kalau memang saya belum pernah mengunjunginya. Kalau pun saya pernah mengunjunginya seperti di Makassar, tetap saja saya girang. Karena memutar kembali otak saya, mengingat nostalgia zaman dulu cailah.. nostalgila keleus hahaha. 

PT. Perkebunan Nusantara Solo (dok. pribadi)

Museum Mandala Makassar (dok, peribadi)
Museum Kapal Selam Surabaya (dokpri)

       Dan.. tempat-tempat menarik itu, bisa saya tulis dan ceritakan di blog untuk teman-temannya lainnya. Jadi secara tidak langsung, saya ikut mengenalkan tempat-tempat menarik di Indonesia pada teman-teman lainnya. Syukur-syukur bisa menarik turis mancanegara juga hehehe.

Wisata Kuliner
       Jalan-jalan tanpa icip-icip, bagaikan sayur tanpa garam halah.. hehehe. Tapi itulah kenyataannya. Mengunjungi suatu daerah, tanpa merasakan kuliner khasnya, kurang lengkap. Apalagi setiap daerah, kulinernya berbeda. Soalnya yang memang biasa ditanya adalah, “Eh, makan apa saja di sana?” atau “Apa makanan enak di sana?”

Coto makassar (dok, pribadi)

          Misalnya ada gudeg di Yogya, tengkleng di Solo, rawon di Surabaya, juga coto makassar dan sop konro di Makassar. Saya tidak hanya tahu kuliner nusantara, tapi juga betapa kayanya kliner nusantara. Padahal asal tahu saja, di Solo dan di Makassar, saya tetap cari bakso, makanan favorit saya hahaha.


Pisang Epe dan Sara'ba makassar


          Selain itu, ada juga makanan yang hanya ada di daerah asalnya. Atau ada anggapan, kalau makan di daerah asalnya, akan lebih nikmat. Contohnya kue putu cangkir dari Makassar. Selama saya merantau di Jakarta, juga tinggal di Kebumen, saya tidak pernah menemukan orang yang menjual kue itu. Makanya saya supries, saat bisa menikmati putu cangkir yang biasanya dijajakan di pinggir jalan itu.

Nasi gudeg Yogya (dok. pribadi)

         Karena saya juga hobi masak, maka setiap mencicipi sesuatu, saya akan menilainya juga. Misalnya makanan ini kurang bawang putih, makanan itu kurang garam sedikit dan lainnya. Saya juga tidak malu bertanya apa resepnya. Walau banyak yang berkomentar, “Rahasia...” atau “Maaf, resep leluhur..” hahaha. Tapi saya tidak berkecil hati. Dari cita rasakanya, sedikitnya saya bisa tahu, rempah apa saja yang dimasukan atau dipakai dalam masakan itu. jadi sampai rumah, saya bisa membuatnya.

Teman Baru
      Sepanjang perjalanan, saya selalu dapat teman. Ini hal yang saya sukai. Walau harus diakui, teman baru saya itu kebanyakan bapak-bapak atau ibu-ibu. Mereka lebih suka mengobrol selama perjalanan, dibandingkan para anak muda, yang asyik dengan ponselnya hehehe...
       Saat perjalanan ke Yogya, saya berkenalan dengan seorang Ibu Jumi, yang bolak-balik Kuotarjo-Yogya berjualan baju. Lalu di Solo, saya berkenala dengan Mas Jarot yang (kalau pagi narik becak, lalu malamnya ngojek) mengantar saya dari ke stasiun ke setasiun lagi, juga Mas Abdul, yang bertugas menjaga penginapan tempat saya menginap di solo.. Di Surabaya saya berkenalan dengan Pak Jon dari Papua yang kebetulanm mengunjungi anaknya yang kuliah.  
        Nah, dari obrolan dengan mereka itu, saya banyak memetik pelajaran itu. Bagaimana sebuah perjuangan dan semangat hidup. Otomatis, saya pun semakin bersemangat hehehe.     

Napak Tilas dan Kopdaran
       Nah, ini juga jadi hal utama saya melakukan jalan-jalan. Saya memang lahir dan besar di Makassar. Jadi kota Anging Mamiri itu memang jadi tana kelahiran saya.. cailah. Di sana banyak memori indah yang ingin saya kenang kembali.


Sekolah SD saya yang letaknya persis di belakang rumah saya


       Saat jalan-jalan kemarin, saya tentu saja mengunjungi banyak tempat penuh kenangan bagi saya. Misalnya rumah saya dulu, sekolah saya, perpustakaan tempat saya nongkrong dan sebagainya. Selain itu, saya juga bertemu dengan tetangga-tetangga saya yang sangat baik hati, juga sahabat saya selama sekolah dulu.

Rumah saya dulu yang sudah berubah jadi tiga ruko dua lantai hehehe

         Lainnya, saya bisa kopdar dengan Pak Pangerang. Beliau ini penulis beken cerita remaja zaman majalah Anita Cemerlang dulu. Saya sejak dulu suka dengan cerita-cerita Pak Pangerang, lalu berteman di facebook.
       Sebelum jalan-jalan, saya kontak Pak Pangerang. Eh, beliau antusias dengan kedatangan saya di Makassar. Bahkan Pak Pangerang yang menjemput saya di bandara Hasanuddin, juga mengajak saya jalan-jalan, dan juga traktir makanan hehehe. 


Terima kasih, Pak Pangerang dan Afif


        Bukan hanya itu. Saya pun sharing dan banyak mendapat ilmu lebih banyak tentang cerpen remaja. Wah.. sudah dijemput, diajak jalan-jalan, ditraktir, dapat ilmu menulis lagi. Wah.. untung besar saya kali hahaha. Terima kasih banyak Pak Pangerang. Buat teman-teman yang ingin membaca cerpen-cerpen Pak Pangerang, boleh mampir ke blog beliau di sini, ya...



Buku Kumcer terbaru Pak Pangerang

        Nah, tebukti kan, kalau jalan-jalan tidak sekedar menguras kocek saja. Rezeki masih bisa dicari. Namun pengalaman, apa yang kita dapatkan selama perjalanan itu, akan tersimpan terus di dalam hati. Dan tentu saja, membuat saya semangat lagi melakukan aktivitas, termasuk menulis.
Sekarang,  saya pun semakin semangat menabung, biar celengan ayam segera penuh, dan saya bisa jalan-jalan lagi ke kota lain hahaha....


       Bambang Irwanto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Seru Pergi Pulang Bogor-Cipanas lewat Jalur Puncak

  Foto : Dewi Puspa Selama ini, saya selalu mendengar orang pergi liburan ke puncak Bogor yang memang sepertinya mempunyai magnet tersendiri. Kadang kalau ada long weekend, pasti orang akan berbondong-bondong ke puncak. Makanya saya langsung teringat pernah nonton di televisi, liputan orang-orang yang menawarkan penginapan atau villa di pun pak Bogor. Mereka berdiri atau duduk di sepanjang jalan sambi memegang papan bertuliskan "Sewa Villa. Atau pernah juga saya menonton jasa Ganjal ban mobil saat posisi mobil sedang berada di tanjakan dan sedang macet. Ke Puncak Bogor, yuk! Rabu 26 Februari 2025, akhirnya saya merasakan sendiri perjalanan pergi pulang Bogor-Cipanas melalui puncak Bogor. Jadi ceritanya, saya diajak oleh ClicKompasiana & Kreatoria berkunjung ke Istana Kepresidenan Cipanas. Tentu saja saya senang sekali. Seperti mimpi saja bisa menginjakkan kaki di istana Kepresidenan seluas 26 Hektar itu. Foto : Kang Bugi Saya berangkat pagi naik KRL  dari stasiun Pondok Ci...

Menyusuri Sejarah Depok di Jalan Pemuda Depok

Sudah hamper 4 tahun di depok, saya baru tahu di jalan Pemuda Depok berjejer tempat bersejarah. Dan ini baru saya ketahui, saat diajak jalan-jalan oleh CliKompasiana dan Kreator saat Herigate Depok bulan Januari 2025 kemarin.  Jadi di jalan Pemuda ini rangkaian cerita seputar Sejarah Depok dengan benang merahnya adalah Cornelis Chastelein seorang pedagang belanda yang memiliki peran prnting dalam Sejarah lahirnya Depok. Berawal dari cornelis membeli tanah di depok dari pemerintahan Belanda. Tuan Tanah itu lalu membangun rumah dan tanah pertanian di Depok.  Cornelius Chastelein (Foto : Nawacita Post) Cornelius pun mendatangkan budak dari berbagai daerah di Indoneisa. Namun Cornelis sangat berbeda. Ia sangat memanusiakan budaknya, bahkan dimerdekakan. Tidak hanya itu para budak juga diajarkan baca tulis. Nah, Yuk, kita mulai menyusuri jalan Pemuda untuk menyambangi tempat-tempat bersejarah di sana. Biar alur ceritanya dan tempat yang dikunjungi berurutan, kita masuk saja dari ja...

Menikmati Suasana Alam di Saung Kampung Sawah Parung Bogor

Senin ini, otak dan pikiran saya terasa segar sekali. Bagaimana tidak, akhir wiken, tepatnya sabtu minggu 22 & 23 Februari saya diajak Oleh Komunitas Bloggercrony untuk seru-seruan dalam rangka ulang tahun yang ke 10. Lokasinya di saung kampung sawah Parung Bogor. Dapat ilmu, nambah teman Saung Kampung Sawah. Awalnya saya tidak tahu Saung Kampung Sawah itu ada di mana. Dari alamatnya, terletak di daerah Parung Bogor. Makanya awalnya saya sedikit galau mau naik apa ke sana. Teman-teman sih banyak yang naik krl. turun di stasiun stasiun Bojong lalu nyambung lagi  namun setelah sya cek rutenya. Eh.. kok tidak terlalu jauh dari tempat tunggal saya di Depok. Dari jalan I Juanda, masuk ke jalan margonda. lanjut ke jalan Arif Rahman Hakim lanjut jalan Nusantara terus samapi masuk ke jalan Sawangan Raya. lanjut ke jalan Raya Muchtar. nah, dari sini ternyata sudah tembus ke jalan Parung raya. dari ini tinggal nanti belok ke jalan Desa Jabon. ikuti jalan. Bila ragu, segera bertanya. Insy...