Langsung ke konten utama

Jalan-jalan Monumen Kapal Selam Surabaya

Wih.. long weekend lagi, nih yang lagi liburan ke Surabaya, jangan lupa mampir ke museum kapal Selam yang lokasinya di jalan Pemuda, tepat di sisi sungai Kalimas Surabaya. Lalu di sisi lainnya ada Plasa Surabaya. Apalagi yang ke Surabaya turun di stasiun kereta api Gubeng. Tinggal keluar dari stasiun Gubeng lama, dan jalan kaki saja.

Monumen Kapal Selam dari sisi Kalimas Surabaya

Dan saya sangat beruntung, karena saya memang turunnya di stasiun Gubeng. Apalagi penginapan saya My Studio Hotel  (baca juga : My Studi Hotel Asyik di Tengah Kota Surabayayang terletak di jalan Sumatera itu juga sangat dekat jaraknya dari stasiun atau ke monumen kapal selam. Jadi saya tinggal jalan-jalan tampan rupawan saja hehehe

 Monumen kapal selam atau yang disingkat Monkasel ini selain tempatnya asyik, juga kita bisa mendapatkan banyak pengetahuan, termasuk sejarah dan apa saja isi kapal selam. Makanya sengat cocok juga membawa para krucil di sini. Bahkan kabarnya monumen kapal selam terbesar.



Dari info wikipedia, kapal selam KRI Pasopati 410, salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952. Kapal selam ini pernah dilibatkan dalam Pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda. Kapal Selam ini kemudian dibawa ke darat dan dijadikan monumen untuk memperingati keberanian pahlawan Indonesia.

Sebelum masuk area, saya membeli tiket dulu seharga 15 ribu per orang. Setelah dapat tiket, saya pun menaiki tangga pintu masuk. Dua Mbak manis manjah menyambut dengan senyuman.



Jadi pintu masuk ini, adalah bagian depan kapal selam atau haluan. Nah, baru nanti pengunjung berjalan menyusuri kapal selam sampai ke belakang atau buritan, dan keluar dari pintu bagian belakang. Saya wajib dong, membalas senyuman mereka dengan senyuman tampan rupawan saya hahaha.

Wih.. ternyata bagian dalam kapal selam itu sangat padat. Jadi bagaimana dengan ukuran segitu, semua peralatan dan apa yang dibutuhkan harus muat. Dan itu pasti melalui pemikiran yang matang. Biar semua alat bisa bekerja sesuai fungsinya. Saya sangat senang dan kagum. Apalagi, saya memang belum pernah naik kapal selam hehehe.

Ruang torpedo haluan dengan 4 torpedo


Dari haluan kapal saja, sudah ada empat torpedo besar yang di sekitarnya banyak sekali putaran-putaran pengaturan. Jujur nih, saya baru lihat torpedo dengan mata kepala sendiri. Dulu tahunya torpedo, kalau pas main gimbot yang permainan kapal-kapal saja hahaha.

Saya pun asyik menyusuri dalam monumen kapal selam ini. Jadi ternyata memang sudah ada bagian-bagian ruangan. Misalnya ruang komunikasi, dan ruang sonar. Lalu antar ruangan itu ada pintu penghubung yang sangat rendah. Bahkan ada yang berupa pintu bulat seperti terowongan. Jadi saat melewatinya, kita harus merunduk dan membungkukan badan. Hati-hari kepala terantuk hehehe.

Pintu penghubung antara ruang satu dan lainnya


Aduh.. sulit juga lewat pintu ini.. hehehe

Ruang komunikasi

Ruang Sonar

Dalam kapal selam ada ruangan khusus kapten kapal. Selain tempat tidur, ada juga lemari. Di satu sisi juga dipajang foto-foto kapten kapal. Yang termasuk menarik, adalah tempat tidur pada awaknya. Semua sudah teratur dan didesain sedemikian rupa. Saya langsung kepikiran, ini seperti desain rumah minimalis yang semua harus hemat ruangan dan multifungsi.
                                                            

 
  Foto-foto kapten Kapal


Ruang Kapten kapal

Tempat tidur pada awak kapal selam


Sambil terus berjalan dan melihat-lihat, saya juga sempat mencoba beberapa peralatan. Misalnya periskop. Saya jadi membayangkan sedang mengintai seorang putri duyung yang sedang berenang-renang manjah dalam lautan hahaha.

Akhirnya perjalanan saya sampau di bagian belakang atau buritan kapal selam, ternyata di belakang ada ruang torpedo lagi dengan dua torpedo. Jadi depan dan belakang kapal selam dilengkapi torpedonya, ya.. hehehe

Ruang torpedo burtitan dengan dua torpedo


Setelah melihat-lihat, saya pun turun. Di area kapal selam, ternyata ada kolam renang juga. Lalu ada juga ruang video rama. Hanya sayangnya, pas saya ke sana sudah tutup. Padahal dari info yang saya peroleh, ada sesi pemutaran film, yang menampilkan proses saat peperangan di laut Aru. Ternyata Si Baim belum beruntung hahaha.

Ruang Video Rama

O, iya. Karena Monsekal ini berada di sisi sungai Kalimas, maka ada lho, disediakan tempat asyik untuk nonkrong. Saya lihat ada juga yang mancing. Kalau pas malam dan langit cerah, juga bertabur bintang, pasti semakin betah nongkrong di sini. Apalagi di situ ada kantin juga.

Akhirnya usai sudah jalan-jalan ke monumen kapal selam. Saya pun melangkah keluar area, dan bergegas menuju ke Plasa Surabaya. Acara cuci mata berlanjut di sana sampai cari makanan enak hehehe.



Bambang Irwanto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Seru Pergi Pulang Bogor-Cipanas lewat Jalur Puncak

  Foto : Dewi Puspa Selama ini, saya selalu mendengar orang pergi liburan ke puncak Bogor yang memang sepertinya mempunyai magnet tersendiri. Kadang kalau ada long weekend, pasti orang akan berbondong-bondong ke puncak. Makanya saya langsung teringat pernah nonton di televisi, liputan orang-orang yang menawarkan penginapan atau villa di pun pak Bogor. Mereka berdiri atau duduk di sepanjang jalan sambi memegang papan bertuliskan "Sewa Villa. Atau pernah juga saya menonton jasa Ganjal ban mobil saat posisi mobil sedang berada di tanjakan dan sedang macet. Ke Puncak Bogor, yuk! Rabu 26 Februari 2025, akhirnya saya merasakan sendiri perjalanan pergi pulang Bogor-Cipanas melalui puncak Bogor. Jadi ceritanya, saya diajak oleh ClicKompasiana & Kreatoria berkunjung ke Istana Kepresidenan Cipanas. Tentu saja saya senang sekali. Seperti mimpi saja bisa menginjakkan kaki di istana Kepresidenan seluas 26 Hektar itu. Foto : Kang Bugi Saya berangkat pagi naik KRL  dari stasiun Pondok Ci...

Menyusuri Sejarah Depok di Jalan Pemuda Depok

Sudah hamper 4 tahun di depok, saya baru tahu di jalan Pemuda Depok berjejer tempat bersejarah. Dan ini baru saya ketahui, saat diajak jalan-jalan oleh CliKompasiana dan Kreator saat Herigate Depok bulan Januari 2025 kemarin.  Jadi di jalan Pemuda ini rangkaian cerita seputar Sejarah Depok dengan benang merahnya adalah Cornelis Chastelein seorang pedagang belanda yang memiliki peran prnting dalam Sejarah lahirnya Depok. Berawal dari cornelis membeli tanah di depok dari pemerintahan Belanda. Tuan Tanah itu lalu membangun rumah dan tanah pertanian di Depok.  Cornelius Chastelein (Foto : Nawacita Post) Cornelius pun mendatangkan budak dari berbagai daerah di Indoneisa. Namun Cornelis sangat berbeda. Ia sangat memanusiakan budaknya, bahkan dimerdekakan. Tidak hanya itu para budak juga diajarkan baca tulis. Nah, Yuk, kita mulai menyusuri jalan Pemuda untuk menyambangi tempat-tempat bersejarah di sana. Biar alur ceritanya dan tempat yang dikunjungi berurutan, kita masuk saja dari ja...

Menikmati Suasana Alam di Saung Kampung Sawah Parung Bogor

Senin ini, otak dan pikiran saya terasa segar sekali. Bagaimana tidak, akhir wiken, tepatnya sabtu minggu 22 & 23 Februari saya diajak Oleh Komunitas Bloggercrony untuk seru-seruan dalam rangka ulang tahun yang ke 10. Lokasinya di saung kampung sawah Parung Bogor. Dapat ilmu, nambah teman Saung Kampung Sawah. Awalnya saya tidak tahu Saung Kampung Sawah itu ada di mana. Dari alamatnya, terletak di daerah Parung Bogor. Makanya awalnya saya sedikit galau mau naik apa ke sana. Teman-teman sih banyak yang naik krl. turun di stasiun stasiun Bojong lalu nyambung lagi  namun setelah sya cek rutenya. Eh.. kok tidak terlalu jauh dari tempat tunggal saya di Depok. Dari jalan I Juanda, masuk ke jalan margonda. lanjut ke jalan Arif Rahman Hakim lanjut jalan Nusantara terus samapi masuk ke jalan Sawangan Raya. lanjut ke jalan Raya Muchtar. nah, dari sini ternyata sudah tembus ke jalan Parung raya. dari ini tinggal nanti belok ke jalan Desa Jabon. ikuti jalan. Bila ragu, segera bertanya. Insy...