Langsung ke konten utama

3 Hal Menarik di Pulau Tidung Kecil



Perjalanan ke 4 pulau di kepulauan seribu ini, sebenarnya sudah berlangsung setahun yang lalu. Tepatnya 20 Juni 2024. Hanya kok saya baru ngeh belum menulisnya di blog. Dan wajar saja sih, karena blog Jalanjalanbangbang ini, baru saya buat Januari 2025 hehehe. Kalau reels IG sih, Sudah tayang sejak Juni 2024 hehehe. untung saja foto-fotonya masih tersimpan di hape saya.

Nah, Alhamdulillah saya akhirnya bisa jalan-jalan ke 4 pulau di kepulauan seribu itu, kerena diajak Sudin Parekraf Jakarta Utara dalam rangka pengenalan destinasi wisata. Tapi ini juga tidak terlepas dari teman blogger juga yaitu Mbak Yayat yang membuka jalan bagi saya juga teman-teman blogger lainnya. Terima kasih banyak Sudin parekraf Jakarta Utara dan Mbak Yayat.

Persiapan Berangkat

Di brief awal, sudah diinfokan kalau peserta diharapkan sudah hadir di dermaga 16 Marina Ancol pukul 6 pagi. wih.. saya pun mempersiapkan diri. Kalau saya naik KRL atau busway jelas tidak bisa sampai di sana tepat waktu. Makanya memang paling pas naik motor.

Pukul setengah 4 subuh saya sudah berangkat dari tempat tinggal saya di Depok. Seandainya saya tinggal di Pulo Gadung, maka saya bisa saja berangkat pukul 5 subuh. Hanya waktu itu rumah saya masih dikontrak.



Alhamdulillah perjalanan lancar. Saya tiba di di dermaga 16 Marina Ancol Marina sebelum  pukul 6. Dan kayaknya, saya peserta pertama yang datang hahaha. Tapi tidak apa, saya justru suka, karena sudah bisa Santai. Saya juga tadi masih sempat melipir sebentar salat subuh di perjalanan. Saya pun menikmati setangkup roti isi cokelat, dan teh panas manis yang sudah saya siapkan dari  rumah

Pukul 6 pagi, para peserta yang terdiri dari blogger dan influencer mulai berdatangan. Kemudian kami melakukan absen. Setelah itu dapat topi, tas, dan sekotak nasi. Bisa sarapan dulu nih, sebelum berangkat ke kepulauan seribu.



Berangkat...

Tujuan pertama kami adalah pulau Tidung Kecil, pulau yang paling terluar. Memang sengaja diatur perjalanan ini, dari yang pulau terjauh dulu, baru yang terdekat dari Marina Ancol Jakarta Utara. Jadi nanti pulangnya lebih dekat dan lebih dekat. Sebenarnya, untuk ke Kepulauan Seribu, bisa juga lewat dermaga Kali Adem Muara Angke.

Perjalanan ditempuh selama 1,5 jam. Alhamdulillahnya cuaca mendukung. Yang tidak mendukung adalah diri saya hahaha. Saya itu belum pernah naik speedboat. Dan saya lupa bawa minyak angin. Alhasil, saya mabuk hahaha. Tapi mending mabuk laut lah, daripada mabuk cinta. Halah… hahaha


Pelepasan Bibit Ikan Kakap Putih

Begitu sampai, kami berkumpul dulu di dermaganya untuk melepas bibit ikan kakap putih yang nama latinnya adalah Lates Calcarifer. Sudah disiapkan beberapa kantong besar berisi bibit ikan kakap putih.

Nah, ada rombongan yang naik perahu untuk melepas bibit ikan kakap putih agak ke tengah. Sedangkan saya dan teman-teman lain, cukup melepas bibit ikan kakap putih dari dermaga saja.



Memang sengaja dipilih bibit kakap putih ini, karena nantinya akan memberikan manfaat ekologis penting bagi Pantai dan ekosistem sekitarnya. Ikan kakap putih akan berperan sebagai predator alami yang akan membantu mengendalikan populasi ikan kecil dan invevrata, menjaga keseimbangan ekosistem

Menanam Bibit Hutan Mangrove

Setelah melepas bibit ikan kakap putih, saya dan teman-teman pun bergegas memasuki pulau Tidung kecil. Saya berjalan agak cepat. Rasanya tidak sabar ingin melihat seperti apa pulau Tidung kecil ini. Tapi mampir sejenak di gerbang masuk. Apalagi, kalau bukan pose dulu hahaha.



o. iya Pulau Tidung Kecil ini merupakan bagian dari  pulau tidung di Kepulauan Seribu. Nah, ada jembatan yang namanya jembatan Cinta yang menghubungkan ke pulau Tidung Besar. Pulau Tidung kecil ini tidak berpenghuni. Pulau yang luasnya 17,14 hektar ini hanya difungsikan sebagai Kawasan agrowisata dan konservasi mangrove.



Nah,Tujuan kami ke sini juga untuk menanam bibit mangrove yang sangat bermanfaat untuk mencegah abrasi juga erosi. Pastinya saya ikut menanam bibit hutan mangrove. Tumbuh dengan baik dan besar ya, biar menjadi garda terdepan menjaga garis pantai.

2 Tempat Menarik di Pulau Tidung Kecil

Selain hutan mangrove, di pulau Tidung Kecil ini ada Tempat penangkaran penyu juga. Pastinya saya tidka melewatkan ke sana. Apalagi tempatnya juga sangat dekat dari dermaga. Sata saya msuk, tampak tong-tong besar berwarna biru.



Nah, di samping penangkaran penyu ada museum kerangka ikan paus sperm. Wow… kerangkanya besar dan panjang 13 meter. Padahal ini baru bayinya ikan paus lho. Saya membayangkan kalau ikan paus dewasa. Pastinya kerangkanya lebih besar dan panjang.



Ikan paus ini dulunya terdampar di Pulau Tidung tahun 2012. Kemudian diawetkan. Pastinya museum kerangka ikan paus ini tidak hanya menarik dikunjungi, tapi kita juga bisa dipelajari yang akan menambah pengetahuan

Sebenarnya asyik juga duduk-duduk dulu di pulau Tidung Kecil ini. Tapi kami harus bergegas, karena masih ada 3 pulau lagi di Kepulauan Seribu yang harus saya dan teman-teman datangi. Makanya kami seera kembali menuju dermaga dan siap-siap melanjutkan perjalanan ke pulau selanjutnya, yaitu pulau payung yang istimewa.

Bambang Irwanto

Komentar

  1. Seruuu buangett, Mas
    akutu penasaraan pengin ikutan acara kayak gini.

    Ada pelepasan bibit ikan.
    Ada nanam mangrove.
    Ada naik perahu bareng.

    Sebenernya di Surabaya juga (kayaknya) ada siikk...cuma aku sering ketinggalan infooo 😖🫣

    moga² next rezeki aku dan kluarga bisa ikutan.

    BalasHapus
  2. Wah berangkat jam setengah 4 mah belum azan subuh atuh mas.. hehe.
    Ini namanya sekali naik speedboat, 4 pulau terlampaui yah. Meski singkat, lumayan juga sempat ngelepas bibit ikan dan menanam mangrove. Mantap deh ada agenda pelestarian alam sekalian jalan2nya yaa

    BalasHapus
  3. Eh aku beneran baru tahu Pak ada pulau yang masuk wilayah Jakarta namanya Tidung Kecil dan masuk wilayah kepulauan seribu.
    Meski begitu ya pulaunya tuh teduh. Ada museum bahari juga dan hutan mangrove yang bagus buat ekosistem. Kalau ke wilayah kepulauan itu salah satu hal yang paling bikin penasaran adalah kehidupan orang-orang di sana Pak? Jujur rasanya seperti pengen kuraba kehidupannya.. :D

    BalasHapus
  4. Lho ternyata sudah setahun lalu ya. Berkesan banget perjalanan ini dan akhirnya aku sampai ke Tidung Kecil. Indahnya kepulauan seribu!

    BalasHapus
  5. Saya belum pernah kesini nih Pak Bambang. Terakhir baru kesampean ke Pulau Tidung saja, tp gak ke yang kecilnya. Baru tau kalo ada tidung kecil, yang ternyata gak berpenghuni dan jadi kawasan konservasi. Aku pasti bakal seneng sih kalo bisa liat penyu, apalagi dari jarak dekat dan megang secara langsung. Kerangka ikan paus juga bisa jadi hiburan tambahan.

    Kalo ke Pulau Seribu memang wajib sekali hukumnya bawa minyak angin sama antimo pak. Teringat dulu saya juga nahan mual sepanjang jalan, sampai setibanya di angke akhirnya gak kuat dan berakhir jackpot juga. Wis, gapapalah mabuk laut.. asal jangan mabuk jabatan. *eh, hahaha

    BalasHapus
  6. Tahun 2012 saya pernah menginap di tidung besar untuk tahun baruan, so long time ago, tapi kenangan ttg tidung itu masih sangat membekas. Saya suka disana, yg saya gak suka cuma perjalanannya, jauh 3,5 jam dari muara angke. Melihat postingan ini jadi nostalgia sambil menambag wawasan baru kalau ada museum paus dan jembatan penghubung tidung besar dan kecil

    BalasHapus
  7. Kegiatannya banyak juga ya pas ke sini, penyebaran bibit kakap putih, juga bibit mangrove. Ternyata di pulau Tidung terdapat penangkaran penyu juga. Ohya, apa pas masuk ke museum yang ada kerangka ikan pausnya tidak boleh difoto kah? Penasaran ingin liat penampakannya nih..

    BalasHapus
  8. Kok aku sedih yaaa baca yg kerangka bayi ikan paus. Dia terdampar, berarti memang mati saat terdampar ya mas? Bukan Krn dibunuh utk diawetkan kan yaa 😔?

    Seumur2 blm pernah ke pulau seribu 😅. Padahal Deket yaaa. Kan emang gitu, yg Deket malah terlupakan hahahahha.

    Aku kalo naik boat ga mabok sih, tapi sereeeeem. Takut kebalik, aku ga bisa berenang 🤣🤣

    BalasHapus
  9. Awalnya shock kok kumpul jam 6 pagi? Ehh ternyata perjalanan butuh waktu 1,5 jam. Jadi perkiraan sampai di Pulau Tidung jam 7:30 pagi, biar gak kepanasan gitu ya?
    Seru banget melepas bibit ikan dan menanam bibit mangrove. Selain jalan-jalan juga sambil memperbaiki lingkungan.
    Kalau ikut acara gini menghubungi siapa ya, Mas? Ke dinas atau ke agen travel?

    BalasHapus
  10. Ternyata saat itu kita berangkat bareng yak mas, di area foto terakhir ada daku dari bagian belakang, pake baju toska hehehehe. Bener sih ya perjalanan ke pulau Tidung Kecil ini lumayan jauh 1,5 jam namun saat itu emang ombak termasuk tenang dan perjalanan lancar. Berarti next time mas Bams mesti bawa minyak angin dan jaket biar nggak mabuk laut.

    Pulau Tidung kecil ini tuh vibes nya tenang, adem dan kegiatan yang kita semua lakukan pun berfaedah mulai dari melepas bibit ikan kakap putih, menanam mangrove, jelajah museum kerangka paus hingga ketemu sama area penangkaran penyu. Momen yang sangat memorable dan berkesan buat daku sih.

    BalasHapus
  11. Daku belum kesampaian Pak traveling ke sana. Baru nyimak dari artikel aja.

    Suka dengan semangatnya Pak Bams, terlebih kalau dalam acara datangnya on time alias jadi peserta number wahid, sehingga bikin semangat peserta lainnya untuk tepat waktu juga.

    BalasHapus
  12. Waah seru banget paa, exsplore Pulau Tidung. Ternyata disana banyak juga yaa destinasi tujuan wisatanya. Itu ada Museum kerangka ikan Paus, sangat menarik nyaaa.

    BalasHapus
  13. dulu tau nama pulau Tidung dari majalah, dari situ bikin aku penasaran. Nggak nyangka kalau di seputaran Jakarta punya pantai yang bagus seperti ini.
    Kalau aku tinggal di Jakarta, pulau Tidung bisa dijadikan alternatif tempat buat healing sejenak ya.
    Terus perjalanan lautnya juga nggak yang lama banget, 1,5 jam aja menurutku udah cukup lama. Tapi worth it dengan pemandangan di sekitar pulau Tidung yang memang bagus

    BalasHapus
  14. pengen banget keliling pulau tidung juga, main sama anak anak dipantainya yang indah banget itu, sekaligus ajak mereka buat ke penangkaran penyu pasti mereka happy sekali yaa

    BalasHapus
  15. Pingin banget ke Kepulauan Sribuu, mas Bams..
    Aku jadi inget beberapa project Kpopers yang dilakukan untuk melestarikan laut. Seperti menyelamatkan penyu sama menjaga karang laut.

    Pulau Tidung Kecil ini gak kecil juga ternyata yaa..
    Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk turut menjaga kelestarian laut.

    BalasHapus
  16. Widiih masih inget aja pak detail perjalanan tahun 2024, tapi saya juga gitu sih perginya kapan nulisnya kapan.. hahahaa. Jadi ikan paus nih asli ya skeletonnya, bukan buatan atau replika. Menarik juga siih jalan-jalan ke Pulau Seribu ini, penasaran beneran sampai seribu nggak tuh pulaunya.

    BalasHapus
  17. h senangnya sudah pernah menginjakkan kaki di pulau seribu
    Keren mas Bams, masih inget aja meski uda setahun lebih ya

    BalasHapus
  18. Wow luar biasa Pak Bambang motoran pagi2 buta dari Depok ke Ancol :D
    Ingatannya masih bagus lho soal kunjungan ke Pulau Tidung padahal udah setahun berlalu ya.
    Agendanya menyenangkan sekali, melepas bibit2 ikan, sekarang mereka udah gede2 kali yaaa :D
    Begitu pula dengan pohon2 mangrove yang sudah ditanam sekarang tumbuh sebesar apa ya kira2?
    Pokoknya semoga menambah manfaat makin terjaganya ekosistem ya kalau hal kyk gitu sering2 dilakukan.
    Saya belum pernah nih ke kepulauan Seribu, jadi pula Tidurng masih bagian dari kepulauan Seribu ya?
    Penasaran sama jembatan cinta ini jembatannya kecil atau besar dan bisa dilalui dengan jalan kaki aja atau bisa naik kendaraan pak?
    Ooo jadi yang di museum kerangka itu kerangka bayi pausnya aja yaa? Berarti gede banget yaa paus dewasa itu kalau kerangka bayinya aja udah segede itu.

    BalasHapus
  19. Banyak jalan banyak pengalaman
    Entah ini Pak Bams pengalamannya sudah sangat luar biasa
    Bisa kemana mana dan disalurkan juga lewat tulisan
    Bacanya selalu semangat karena ada kebaruan

    BalasHapus
  20. Pak Bams, emmbaca artikelnya emmbuat saya semakin ingin berkunjung ke Kepulauan Seribu to, baca beberapa artikel teman kok menarik kepualauan ini. Beda-beda sih pulau yang mereka kunjungi. Kutunggu juga cerita Pulau Payung dan 2 pulau lainnya ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Seru Pergi Pulang Bogor-Cipanas lewat Jalur Puncak

  Foto : Dewi Puspa Selama ini, saya selalu mendengar orang pergi liburan ke puncak Bogor yang memang sepertinya mempunyai magnet tersendiri. Kadang kalau ada long weekend, pasti orang akan berbondong-bondong ke puncak. Makanya saya langsung teringat pernah nonton di televisi, liputan orang-orang yang menawarkan penginapan atau villa di pun pak Bogor. Mereka berdiri atau duduk di sepanjang jalan sambi memegang papan bertuliskan "Sewa Villa. Atau pernah juga saya menonton jasa Ganjal ban mobil saat posisi mobil sedang berada di tanjakan dan sedang macet. Ke Puncak Bogor, yuk! Rabu 26 Februari 2025, akhirnya saya merasakan sendiri perjalanan pergi pulang Bogor-Cipanas melalui puncak Bogor. Jadi ceritanya, saya diajak oleh ClicKompasiana & Kreatoria berkunjung ke Istana Kepresidenan Cipanas. Tentu saja saya senang sekali. Seperti mimpi saja bisa menginjakkan kaki di istana Kepresidenan seluas 26 Hektar itu. Foto : Kang Bugi Saya berangkat pagi naik KRL  dari stasiun Pondok Ci...

Akhirnya naik kereta api Rangkasbitung Merak setelah 2 kali Gagal

  Setelah gagal 2x naik kereta Api Rangkasbitung-Merak, akhirnya, pada hari minggu, 9 Maret 2025, saya berhasil naik  juga pada percobaan ketiga hahaha. Segitu senangnya saya hahaha. Keingian Naik Kereta Comuterline Rangkasbitung-Merak Sejak naik kereta Walahar PP dari Cikarang ke Karawang saat eksplor stasiun kereta Whoosh Karawang  lalu dilanjutkan ngebakso pertama kali di Karawang , saya kok ingin mencoba kereta lokal lainnya. Adalah Mbak Utari, teman blogger dan penulis cerita anak yang mempromosikan kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Kebetulan Mbak Utari tugasnya di serang, jadi memang sering naik kereta commuter line itu. Oke siap. Namanya saya penasaran, makanya saya pun ingin segera mewujudkan list saya itu. Apalagi tiketnya sangat pas di hati dan kantong. Hanya 3000 rupiah saja. Maka pada suatu hari di hari libur nasional, saya pun meniatkan diri untuk mencoba naik kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Sesuai arahannya, dari stasiun Pondok Cina Depok, saya menuju ke M...

Keuntungan Jalan-Jalan Saat Bulan Puasa

Puasa kok jalan-jalan? Apa tidak capek dan haus? Terus batal puasanya. Saat puasa bulan Ramadan kan enaknya ngadem rebahan di rumah sambil nonton drakor. Eh.. hahaha. Saya juga awalnya berpikiran seperti itu. Kayak kurang kerjaan saja ya, bulan puasa malah keluyuran ke tempat wisata. Memang tidak ada hari lain? Tapi, kalau dipikirkan terus, maka saya tidak akan pernah tahu, bagaimana rasanya jalan-jalan saat puasa Ramadan.  Namanya juga penasaran, kan? Pengi beda gitu dengan yang lainnya. Karena yang bed aitu.. sesuatu hahaha. Lagian kalau saya jalan-jalannya pas hari lebaran, itu sudah biasa.. halah.. Gayane saya ini. Apalagi saya kan freelance. Jadi dari segi waktu memang lebih fleksibel. Jadi pas lebaran, saat orang desak-desakan di tempat wisata atau bermacet-macet ria di jalan, saya sudah santai di rumah makan ketupat opor ayam, sambal goreng ati hahaha. Nah, jalan jalan pas puasa itu, pernah saya lakukan saat masih berada di Kebumen. Saya susuri beberapa Pantai pantai di kebu...