Langsung ke konten utama

Menjelajah Goa Kandang Ayam Karangkencana Kuningan

 


Setelah menikmati sunrise di saung di atas bukit desa Cimara, lalu sebelumnya menikmati makan siang di hutan pinus, kami pun bergegas untuk melanjutkan eksplor Kabupaten Kuningan. Sesuai initary yang sudah  disusun, maka tujuan kami akan ke situs goa Indrakila di desa Karangkencana Kuningan. 

Awalnya kami akan berjalan kaki menuju situs Goa Indrakila tersebut. Namun akhirnya beberapa teman mengusulkan untuk naik bus Baraya saja.Ini karena mereka khawatir perjalanan jauh.perhitungannya alau pergi pulang, maka lumayan membutuhkan waktu dan tenaga juga. Apalagi setelah dari goa, kami akan langsung lanjut pulang ke Jakarta.



Akhirnya kami pun naik bus Baraya. Walau pun jalannya agak memutar. Namun kami sangat bersyukur goes to Kuningan kali ini ditemani oleh Baraya Travel. Walaupun perjalanan menuju situs goa Indrakila sangat berliku dan menanjak, juga ada jalanan yang sempit, namun Pak Firman sang driver Baraya Travel mampu menaklukkan Medan. Mobil pun hanya berhenti di jalan yang sempit dan tidak bisa lagi dilalui oleh bus. Akhirnya kami berjalan sekitar 100 meter menuju situs goa Indrakila


Goa Kandang Ayam

Gua yang kami kunjungi adalah Goa Kandang Ayam yang merupakan salah satu gua yang terdapat di gugusan Goa indrakila. Dahulu gua ini ditinggali oleh ayam-ayam misterius.Gua ini berada di area Gunung Tilu. Sayangnya kuncen situs Goa Indrakilla sedang tidak ada di rumah. Jadi kami tidak bisa dapat informasi secara langsung.



Tapi tidak apa-apa. Ini tidak mengurangi semangat saya untuk eksplor goa Kandang Ayam ini. Sebelum masuk ke sana kami pun berdoa dulu bersama di mulut gua. Karena percaya tak percaya, tempat seperti ini pasti ada "sesuatu juga". Jadi kami harus permisi dulu, harus menjaga sikap, termasuk tidak berbicara sembarangan selama berada di dalam goa.



Setelah itu satu per satu kami pun masuk, ini karena mulut goa yang sempit dan di dalam juga tidak terlalu lebar. Di dalam gua keadaan cukup gelap kami pun memerlukan bantuan penerang memerlukan bantuan penerangan dari senter di hape. Jalanan juga licin.



Kami pun harus berhati-hati saat berjalan di dalam goa. Jangan sampai kepala kami kejedot atas goa.  Ternyata di dalamnya masih ada stalakmit dan starting yang masih hidup. Makanya hawa goa pun masih terasa dingin dan lembab

Ternyata, di dalam goa adasemacam sesajen dulu. Sepertinya ada yang melakukandoatau ritual di dalam goa untuk tujuan tertentu. Tapi ini pastinya tergantung dari kepercayaan ya.



Kami tidak bisa masuk terlalu dalam ke dalam goa Kandang Ayam. Tenyata, jalanan sudah buntu dan tertutup tanah. Kami piun memutuskan untuk keluar goa.

Pulang Lewat Jalan Kaki

Saat pulang saya, Mas Iksan, Mba Tati, dan MbakZarna memutuskan untuk berjalan kaki saja bersama Bapak Abah (Bapak Mbak Erin), sedangkan teman lain memutuskan untuk berjalan kaki sedangkan sebagian memilih tetap naik bus. Karena ingin merasakan suasana berbeda maka saya pun memilih untuk ikut berjalan kaki.

Foto :Tati

Ternyata berjalan kaki pulang itu sangat seru kami melewati Jalan setapak namun bisa melihat pemandangan yang indah. Sebenarnya kami melewati beberapa gua saat perjalana pulang. misalnya Goa Mba Dalem Genggang. Tapi kami hanya melihat dari kejauhan saja. Selain jalanan menanjak, tidak ada kuncen yang menemani juga.



Dan ternyata jalan kaki menuju pulang tidak seberat yang saya bayangkan. Rasanya cepat saja sampai di rumah Mbak Erin lagi. Bahkan kami duluan sampai dibandingkan yang naik bus. Pastinya jadi sekalian olahraga juga hehehe. Apalagi tongkat bambu yang dibuat Abah sangat membantu sekali bagi saya.




Itulah cerita mengunjungi Goa kandang Ayam di desa Karangkencana Kuningan. Semoga saya bisa ke sini situs Goa Indrakila ini lagi dan eksplor semua goa yang ada di sana.

Bambang Irwanto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Seru Pergi Pulang Bogor-Cipanas lewat Jalur Puncak

  Foto : Dewi Puspa Selama ini, saya selalu mendengar orang pergi liburan ke puncak Bogor yang memang sepertinya mempunyai magnet tersendiri. Kadang kalau ada long weekend, pasti orang akan berbondong-bondong ke puncak. Makanya saya langsung teringat pernah nonton di televisi, liputan orang-orang yang menawarkan penginapan atau villa di pun pak Bogor. Mereka berdiri atau duduk di sepanjang jalan sambi memegang papan bertuliskan "Sewa Villa. Atau pernah juga saya menonton jasa Ganjal ban mobil saat posisi mobil sedang berada di tanjakan dan sedang macet. Ke Puncak Bogor, yuk! Rabu 26 Februari 2025, akhirnya saya merasakan sendiri perjalanan pergi pulang Bogor-Cipanas melalui puncak Bogor. Jadi ceritanya, saya diajak oleh ClicKompasiana & Kreatoria berkunjung ke Istana Kepresidenan Cipanas. Tentu saja saya senang sekali. Seperti mimpi saja bisa menginjakkan kaki di istana Kepresidenan seluas 26 Hektar itu. Foto : Kang Bugi Saya berangkat pagi naik KRL  dari stasiun Pondok Ci...

Akhirnya naik kereta api Rangkasbitung Merak setelah 2 kali Gagal

  Setelah gagal 2x naik kereta Api Rangkasbitung-Merak, akhirnya, pada hari minggu, 9 Maret 2025, saya berhasil naik  juga pada percobaan ketiga hahaha. Segitu senangnya saya hahaha. Keingian Naik Kereta Comuterline Rangkasbitung-Merak Sejak naik kereta Walahar PP dari Cikarang ke Karawang saat eksplor stasiun kereta Whoosh Karawang  lalu dilanjutkan ngebakso pertama kali di Karawang , saya kok ingin mencoba kereta lokal lainnya. Adalah Mbak Utari, teman blogger dan penulis cerita anak yang mempromosikan kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Kebetulan Mbak Utari tugasnya di serang, jadi memang sering naik kereta commuter line itu. Oke siap. Namanya saya penasaran, makanya saya pun ingin segera mewujudkan list saya itu. Apalagi tiketnya sangat pas di hati dan kantong. Hanya 3000 rupiah saja. Maka pada suatu hari di hari libur nasional, saya pun meniatkan diri untuk mencoba naik kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Sesuai arahannya, dari stasiun Pondok Cina Depok, saya menuju ke M...

Keuntungan Jalan-Jalan Saat Bulan Puasa

Puasa kok jalan-jalan? Apa tidak capek dan haus? Terus batal puasanya. Saat puasa bulan Ramadan kan enaknya ngadem rebahan di rumah sambil nonton drakor. Eh.. hahaha. Saya juga awalnya berpikiran seperti itu. Kayak kurang kerjaan saja ya, bulan puasa malah keluyuran ke tempat wisata. Memang tidak ada hari lain? Tapi, kalau dipikirkan terus, maka saya tidak akan pernah tahu, bagaimana rasanya jalan-jalan saat puasa Ramadan.  Namanya juga penasaran, kan? Pengi beda gitu dengan yang lainnya. Karena yang bed aitu.. sesuatu hahaha. Lagian kalau saya jalan-jalannya pas hari lebaran, itu sudah biasa.. halah.. Gayane saya ini. Apalagi saya kan freelance. Jadi dari segi waktu memang lebih fleksibel. Jadi pas lebaran, saat orang desak-desakan di tempat wisata atau bermacet-macet ria di jalan, saya sudah santai di rumah makan ketupat opor ayam, sambal goreng ati hahaha. Nah, jalan jalan pas puasa itu, pernah saya lakukan saat masih berada di Kebumen. Saya susuri beberapa Pantai pantai di kebu...