Langsung ke konten utama

Pertama Kali menikmati Sate Maranggi di Cipanas

Foto : Bambang Irwanto


Teman-teman sudah pernah mencicipi sate maranggi? Saya sudah di Cipanas. Dan ini baru pertama kalinya saya meninkmati sate yang berasal dari daerah Purwakarta Jawa Barat itu. Pasti teman-teman banyak yang tidak percaya kan? Hehehe.

Beragam jenis sate hadir di Indonesia. Beberapa sate khas daerah sudah pernah saya coba. Mulai dari sate klopo Surabaya, sate ayam Madura, sate Padang, termasuk sate ambal Kebumen yang bumbunya khas dari tempe yang termasuk kuliner khas Kebumen

 Dan pada dasarnya saya suka sate. Tapi dengan catatan daging yang digunakan memang umum dikonsumsi, ya. Misalnya daging ayam, sapi, kambing, atau kerbau. Termasuk sate kerang hehehe.

Nah saya pernah tergoda untuk mencicipi sate kelinci saat saya berkunjung ke wisata Baturaden Purwokerto Jawa Tengah. Tapi kok saat akaan memesan, saya langsung teringat pada Bobo ikon majalah anak-anak hahaha. Gagal lah mencoba sate kelinci untuk pertama kalinya hehehe.

Pertama Kali Menikmati Sate Maranggi

Nah, kalau sate Maranggi baru pertama kali saya makan saat saya kemarin diajak oleh ClicKompasiana dan Kreatoria mengunjungi istana kepresidenan Cipanas. Perjalanan pergi pulang Bogor Cipanas yang melewati puncak Bogor, memberikan pengalaman seru. Makanya kami pun memutuskan mengisi perut dulu, sebelum perjalanan pulang Kembali ke Bogor.

Awalnya, beberapa menu untuk siang muncul.  Akhirnya usulan Mbak Dewi Nuryanti yang disepakati. Menurut Mbak Dewi, ada sate Maranggi enak langganannya yang tidak jauh dari Istana kepresidenan Cipanas. Semua setuju, terutama saya hahaha. Saya penasaran, seperti apa sih, rasanya Sate Maranggi itu. Kami pun bergegas ke sana. Walau sedikit harus berlawanan arah pulang.


Warung Sate Maranggi Sari Asih

Hujan gerimis menyapa kami, saat sampai di warung sate Maranggi Sari Asih yang terletak di jalan Raya Pacet, Cipendawa, Kecamatan Pacet Cianjur Jawa Barat. Karena kebetulan jam makan siang, maka tampak mobil terparkir ramai didepan warung Sate. Pak Bugi sampai tidak kebagian parkir. Sementara Mbak Sita yang berada di depan mobil Pak Bugi, sudah berhasil masuk parkiran duluan. Tapi untunglah, bisa parkir depan mini market yang tidak jauh dari Warung sate. Tinggal jalan kaki sedikit.

Foto : Muthia

Gerimis masih saja turun. Begitu turun dari mobil Pak Bugi, saya pun setengah berlari menuju warung sate Maranggi Sari asih. Teman-teman lain pun sudah mengambil tempat di satu meja dan duduk di dua bangu panjang yang saling berhadapan. Saya dan teman-teman lainnya langsung memilih meja di depannya, lalu duduk bersama di bangku panjang.


Yuk.. pesan.. Sate Maranggi

Hujan turun agak deras. Dan ini membuat perut saya mulai bernyanyi. Sepertinya harus segera pesan sate nih. Apalagi Lokasi bakar sate berada di dekat tempat duduk kami. Ini aromanya, membuat saya semakin lapar hahaha. 

Foto : Bambang Irwanto


Untunglah Pak Bugi segera berinisiatif menanyakan apa saja pesanan kami. Saya sempat melihat menu yang dipajang di dinding. Sate daging 5 Ribu, sate campur 4 Ribu, ketan 5 Ribu, nasi putih 5 ribu. Es teh 5 ribu. Lainya ada es kelapa muda, dan menu lain yang saya lupa hehehe.

Foto : Bambang Irwanto


Biar pesanan cepat datang, maka kami sepakat memesan menu yang sama. Jadi tiap orang memesan nasi putih, 5 tusuk sate maranggi yang daging, ditambah minumnya es.

Foto : Bambang Irwanto


Dan benar saja, tidak terlalu pesanan kami sudah datang. Kami pun tidka sabar untuk menikmati sate maranggi. Saya pun tanpa ragu menuangkan sambal oncom ke atas sate. Ehm.. enak. Perpaduan sate maranggi dengan sambal oncom ini pas sekali. Tidak terasa nasi saya pun sudah habis hahaha. Tapi walau bungkus nasi terlihat kecil, tapi padat dan membuat kenyang.

Akhirnya mendekati pukul satu siang, saya dan teman-teman bergegas meninggalan warung sate maranggi Sari Asih Cipanas. Saya jadi ingin mencoba sate Maranggi lagi di tempat lain

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Seru Pergi Pulang Bogor-Cipanas lewat Jalur Puncak

  Foto : Dewi Puspa Selama ini, saya selalu mendengar orang pergi liburan ke puncak Bogor yang memang sepertinya mempunyai magnet tersendiri. Kadang kalau ada long weekend, pasti orang akan berbondong-bondong ke puncak. Makanya saya langsung teringat pernah nonton di televisi, liputan orang-orang yang menawarkan penginapan atau villa di pun pak Bogor. Mereka berdiri atau duduk di sepanjang jalan sambi memegang papan bertuliskan "Sewa Villa. Atau pernah juga saya menonton jasa Ganjal ban mobil saat posisi mobil sedang berada di tanjakan dan sedang macet. Ke Puncak Bogor, yuk! Rabu 26 Februari 2025, akhirnya saya merasakan sendiri perjalanan pergi pulang Bogor-Cipanas melalui puncak Bogor. Jadi ceritanya, saya diajak oleh ClicKompasiana & Kreatoria berkunjung ke Istana Kepresidenan Cipanas. Tentu saja saya senang sekali. Seperti mimpi saja bisa menginjakkan kaki di istana Kepresidenan seluas 26 Hektar itu. Foto : Kang Bugi Saya berangkat pagi naik KRL  dari stasiun Pondok Ci...

Akhirnya naik kereta api Rangkasbitung Merak setelah 2 kali Gagal

  Setelah gagal 2x naik kereta Api Rangkasbitung-Merak, akhirnya, pada hari minggu, 9 Maret 2025, saya berhasil naik  juga pada percobaan ketiga hahaha. Segitu senangnya saya hahaha. Keingian Naik Kereta Comuterline Rangkasbitung-Merak Sejak naik kereta Walahar PP dari Cikarang ke Karawang saat eksplor stasiun kereta Whoosh Karawang  lalu dilanjutkan ngebakso pertama kali di Karawang , saya kok ingin mencoba kereta lokal lainnya. Adalah Mbak Utari, teman blogger dan penulis cerita anak yang mempromosikan kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Kebetulan Mbak Utari tugasnya di serang, jadi memang sering naik kereta commuter line itu. Oke siap. Namanya saya penasaran, makanya saya pun ingin segera mewujudkan list saya itu. Apalagi tiketnya sangat pas di hati dan kantong. Hanya 3000 rupiah saja. Maka pada suatu hari di hari libur nasional, saya pun meniatkan diri untuk mencoba naik kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Sesuai arahannya, dari stasiun Pondok Cina Depok, saya menuju ke M...

Keuntungan Jalan-Jalan Saat Bulan Puasa

Puasa kok jalan-jalan? Apa tidak capek dan haus? Terus batal puasanya. Saat puasa bulan Ramadan kan enaknya ngadem rebahan di rumah sambil nonton drakor. Eh.. hahaha. Saya juga awalnya berpikiran seperti itu. Kayak kurang kerjaan saja ya, bulan puasa malah keluyuran ke tempat wisata. Memang tidak ada hari lain? Tapi, kalau dipikirkan terus, maka saya tidak akan pernah tahu, bagaimana rasanya jalan-jalan saat puasa Ramadan.  Namanya juga penasaran, kan? Pengi beda gitu dengan yang lainnya. Karena yang bed aitu.. sesuatu hahaha. Lagian kalau saya jalan-jalannya pas hari lebaran, itu sudah biasa.. halah.. Gayane saya ini. Apalagi saya kan freelance. Jadi dari segi waktu memang lebih fleksibel. Jadi pas lebaran, saat orang desak-desakan di tempat wisata atau bermacet-macet ria di jalan, saya sudah santai di rumah makan ketupat opor ayam, sambal goreng ati hahaha. Nah, jalan jalan pas puasa itu, pernah saya lakukan saat masih berada di Kebumen. Saya susuri beberapa Pantai pantai di kebu...