Yang kemarin sudah mampir ke blog ini, pasti sudah membaca cerita keseruan ikut Free Guided walking tour kota tua selama 2 hari, kan. Dan bagi teman-teman yang mau ikutan, cara daftar walking tour ini juga mudah kok. Cepat tidak pakai ribet. Dijamin bakal happy hehehe.
Nah biar semakin lengkap keseruannya, saya akan ceritakan perjalanannya atau per satu ya. Dan dimulai dari tur pertama ya...
Walking Tour Oud Batavia en aomstreken : Then & Now
Pukul 9 Pagi lewat sedikit saya sudah sampai di kota Tua. Setelah semua peserta kumpul di titik kumpul yaitu depan KOTIK, tur pun dimulai. Kali ini pemandunya adalah Mbak Tsani. Tapi foto dulu dong, biar bisa dipamerin. Sesuai semboyan kekinian, No foto = no hoax kan… hahaha.
Sesuai namanya, tur kali ini akan menyusuri kota tua. Banyak cerita Pertama seputar Batavia di dulu dan sekarang. Kalau saya jujur suka walking tur Seperti ini. Saya bisa semakin mengenal sejarah Batavia. Oh... Dulu begini, sekarang begitu.
Yuk, Kita Semangat Jalan!
Setelah foto bersama di depan KOTIC, Mbak Tsani mengajak kami berjalan menuju depan Museum Seni Rupa. Gedung ini awalnya digunakan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kantor Dewan kehakiman pada Benteng Batavia. Saat kedudukan Jepang dan Perjuangan kemerdekaan sekitar tahun 1944, tempat ini digunakan oleh tentara KNIL dan selanjutnya untuk asrama militer TNI.
Mbak Tsani juga bercerita, bagaimana awalnya terbentuk kota Batavia yang berawal dari pembukaan jalur dagang lewat Sunda Kelapa. Semakin lama masuklah VOC yang akhirnya membuat kantor-kantor pemerintah.
Selanjutnya kami berjalan menuju bekas jalur trem yang dulu digunakan sebagai transportasi pada zaman Hindia Belanda. Sebenarnya di bawah tanah masih ada sisa jalur trem. Hanya ditimbun.
Nah, di depan jalur trem ada Meriam si Jaguar. Yang menarik dari meriam ini adalah tanda tangannya yang dikonotasikan ehm.. ehmm.. padahal arti sebenarnya tidak begitu.
Lanjut kami berjalan di tengah kota tua. Di situ ada bangunan kecil yang ternyata adalah pancuran. Dulu air di sekitar kota tua itu asin karena dekat laut. Jadi disalurkan air dari Glodok melalui pipa-pipa
Lanjut lagi kami berada di depan museum Fatahillah atau museum sejarah Jakarta. Dulu gedung ini adalah kantor gubernur VOC. Nah saya sempat bertanya, apa maksud bangunan paling atas .
Ternyata itu di dalamnya lonceng di mana kalau lonceng berbunyi pertanda ada eksekusi. Bunyi pertama akan diadakan eksekusi. Bunyi kedua pesakitan naik dan bunyi ketiga adalah eksekusi mati. Jadi saat lonceng dibunyikan, justru tanda kematian yang membuat orang takut.
Dari museum Fatahillah kamu bergeser ke museum wayang. Museum ini Memang berisi Wayang-wayang. Baik wayang Nusantara maupun wayang dari berbagai negara. Ini karena Pak Ali Sadikin yang menjabat gubernur Jakarta saat itu suka wayang. pak Ali Sadikin ini yang berusaha mengembalikan keadaan Kota Tua.
Mbak Tsani lalu mengajak kami menuju stasiun kota yang juga disebut Stasiun Beos yang merupakan singkatan dari Batavia en Omstreken atau Batavia sekitarnya .
Lanjut perjalanan, kami menuju arah kanal. Mbak Tsani lalu berhenti disebuah monumen penurunan tanha di Jakarta yang terjadi selama 46 tahun. Indi disebabkan karena penggunaan air tanah yang berlebihan di Jakarta, penelitian ini adalah hasil kerja dengan Jepang. tugu ini menginformasikan kepada masyarakat mengenai dampak dan kecepatan penurunan tanah di wilayah tersebut.
perjalanan di lanjutkan. Kali ini memasuki sebuah gedung yang ternyata tembusnya kembali ke kota tua dan melewati Acaraki yang merupakan sebuah kafe yang menjual jamu yang diolah secara modern dan kekinian.
Nah saat menuju Stasiun Kota Tua, saya melihat lagi ada rel trem. Ini tidak tertimbun karena berada di atas jalan aspal.
Di pelataran stasiun Kota Mbak Tsani juga menjelaskan museum mandiri dan museum Bank Indonesia yang berada di seberang.
Walking tur dilanjutkan masuk ke stasiun kota Tua atau Beos. Mbak Tsania menjelaskan, kalau awalnya jalur rel itu memang dari Kota Tua sampai Bogor. sebagai penutup, kami mausk ke galeri MRT. Walau tempatnya tidka begitu besar, namun galeri ini informasinya lengkap seputar MRT, termasuk ada bagian berharga yang merupak barang-barag temuan arkeologi saat penggalian. Jadi bil ada penemuan baru, maka proses pembangunan jalur MRT akan dihentikan selama 3 minggu.
Aslii, setelah baca postingan yang kemarin aku langsung kepoin instagramnya lho, ihihi. Terus langsung banget pengen ikutan juga, udah ngajak temen juga.
BalasHapusTerus penasaran, ada tur Oud Batavia en Omstreken, itu tuh bakal ke mana aja. Eh, di sini langsung dapet penjelasannya, ahaha. Thank youu mas, jadi makin pengen ikutan juga nih.
Btw, kok ngerii yaa begitu tau kisahnya bangunan paling atas museum Fatahillah ini. Ternyata buat tanda ada eksekusi, hiks. Orang-orang jaman itu berarti gemeter kali ya kalau denger loncengnya. Kepikiran siapa lagi nih yang bakal dieksekusi dan mereka jadi hidup ketakutan, takut bikin masalah ataupun protes karena bisa aja dieksekusi kayak gitu.
Waahhh, kota tua...!
BalasHapusAku baru satu kali main ke sana.
First impression: PANASSS POL hahahaha
waktu itu, saya sewa sepeda yg serba pink itu lohhh, dipinjemin topi pink jugaaa
KoTu emang paling asik didatengin ama teman2 komunitas
selalu seru ikutan walking tour gini. btw, itu bunyi loncengnya agak ngeri ya artinya. kayaknya kalo aku ada di sana pada zaman itu bakalan horror kalo denger bunyi lonceng auto deg-degan.
BalasHapusaku baru tahu semua cerita yang ditulis pak Bambang di sini. seru banget
Ngeri juga kalau dengar lonceng kala pasti ada vibes horornya karena ada tanda orang yang bakal di persekusi. tapi kalau bangunan tua biasanya emang kelihatan horor sih terlepas ada sisi cerita kayak lonceng begitu.
BalasHapusKeren ya masih ada sisa trem sebagai saksi sejarah. Ikut walking tour gini seru karena bisa jalan-jalan plus nambah knowledge. Jadi pengen ikut lagi ya, Mas?
BalasHapusNah baru sadar ini judulnya mix bahasa Belanda dan Inggris ya.
Baru sekali ikutan Walking Tour, memang menyenangkan seh tapi bukan yang area kota yang seperti tulisan ini.
BalasHapusBatavia aku jelajahi waktu itu sama kawan-kawan yang memang suka dengan hal-hal sejarah. Jadi ingat lagi kenangan masa itu ketika membaca tulisan ini.
Memang yaa kalo mau tahu suatu sejarah mendingan pakai guide begini deh. Jadi paham. Ada banyak tempat bagus dan bersejarah di jakarta, tp jujur aja ga banyak yg tahu pasti.
BalasHapusAku sukaaa mas belajar sejarah gini. Ngerasa bayangin mas lalu, kehidupannya kayak apa, orang2nya.. etc.
Baru tahu lonceng itu tanda ada ekseskusi mati. Serem juga kalo sampe denger... Ngebayangin siapa lagi yg bakal di hukum
Whaaak, ada artefak trem Jakarta ya. Aku salah satu yang pengeeen banget trem tuh bisa diidupin lagi. Tapi apa daya, sekarang mah kayaknya udah mustahil ya ada project buat recoverynya.
BalasHapusSedih juga sih pak liat fakta air tanah Jakarta yang terus amblas. Moga aja dari pemerintah akan ada langkah konkrit ya.
Seruuu banget ini pak
wah, aku tertarik pas baca mengenai galeri MRT dan bahwa jika ada menemukan barang2 berharga atau temuan arkeologi, maka pembangunan akan dihentikan sementara. Jadi inget pas mereka menemukan rel trem di depan kompleks Duta Merlin.
BalasHapusYeay, jadi tau sejarah Kota Tua setelah baca artikel disini hehe.. Ngeri juga ya jaman dulu ada lonceng 3 kali bunyi berarti tanda ada eksekusi.. Trus patung meriam itu antik juga ya.. kenapa pake ada tangannya cobaa... (bertanya2)
BalasHapusSerunya jalan-jalan di Kota Tua, walking tour itu belajar sekarah dengan cara menarik ya. Padahal kan biasanya sejarah itu identik dengan membosankan. Ternyata dengan walking toue belajar sejarah bisa seseru itu, sehat lagi
BalasHapusSeru banget Pak jalan-jalannya, karena ada hal-hal yang baru engeh nih saya, padahal pernah ke KoTu tapi ya gak sambil nyari tahu infonya haha.
BalasHapusNah yang baru engeh itu, yang tugu penurunan tanah itu. Kalo dilihat, kok ya jarak turunnya lumayan juga ya?
Seru banget Pak jalan-jalannya, karena ada hal-hal yang baru engeh nih saya, padahal pernah ke KoTu tapi ya gak sambil nyari tahu infonya haha.
BalasHapusNah yang baru engeh itu, yang tugu penurunan tanah itu. Kalo dilihat, kok ya jarak turunnya lumayan juga ya?
Salut sekali dengan semangat mas Bambang mengikuti walking tour di area Jakarta Kota nih. Bahkan kelar satu walking tour masih mau lanjut, ciamik banget tenaganya.
BalasHapusSeru ya memang jalan-jalan dipandu sama guide yang informatif, menelusuri sejarah dan melihat Jakarta Kota versi sekarang. Enaknya kini makin bersih juga.
Banyak cerita jalan-jalan kalau ikutan komunitas Walking Tour
BalasHapusDi Surabaya juga ada tapi sering gak ikutan
Soalnya anak-anak kalau weekend minta main bareng meski setiap hari sudah dikasih waktu
Namun, lihat Batavia seperti ini jadi pengen lihat Soerabaja juga dari dulu hingga sekarang
Wah, mas Bams rajin ikutan walking tour ya
BalasHapusSampai daftar sesi pagi dan sore ya
Tapi emang acara jalan jalan bareng bareng seperti ini tuh nagihin ya
Senang banget meski berkali kalo
Biarpun sering ke sana, kalau ngga ikut acara walking tour ini kita nggak bakalan paham deh sejarah kota dan masing-masing bangunan ini yaa.. aku penasaran pengen mampir ke Toko Merah..
BalasHapusNah bener kak Dew, daku pu merasakannya, kalau gak yang kitanya jalan² sambil mendengarkan orang yang paham akan sejarah di situ ya gak bakalan engeh juga kan
HapusAku jadi inget Soerabaja Tempo Doeloe juga nih, mas Bams..
BalasHapusJaman dulu kalau mbah cerita, anak-anaknya pada berangkat sekolah naik trem. Tentunya "numpang gratis" karena memang gak punya uang untuk bayar.
Istilahnya, nggandol yaah..
Dan membayangkan lalu lalang trem itu uniikk..
Zaman skarang, trem sudah tidak difungsikan karena pasti jadi makin rudet lalu lintas deeh.. hehehe~
Seneng juga baca sejarah Kota Tua Jakarta.
Yang paling serem memang lambang-lambang meriam dan lonceng yang berada di Museum Fatahillah yaa.. Dulunya itu penjara kah, mas Bams?
Kok ada yang dieksekusii.. huhuhu...
((yang terlintas di otakku adalah si museum pasti jadi banyak kisah-kisah horor donk yaa..))
Saya selama ini beberapa kali ke Kota Tua tidak begitu detail tahu soal sejarahnya, dan baca ini jadi makin banyak tahu soal Batavia dan juga Kota Tuanya Mas Bambang, kapan-kapan saya pengen ikutan Mas kayaknya seru ya banyak teman juga jadinya
BalasHapusKalau musium Fatahillah adalah belas bangunan lama, ada 'isi'-nya atau gak ya? Penasaran tuh soalnya kalau bangunan lama cenderung sejuk (atau malah scary).
BalasHapusSeru sekali ya, jalan2 plus nambah ilmu sejarah Jakarta.
Kalau saja dekat pengen sekali ikutan acara tour seperti ini. Atau misalkan di daerah juga ada inisiasi mengadakan acara seperti ini pasti bakalan banyak yang ikut...
BalasHapusKadang kita lupa akan sejarah dan ironisnya bertempat di daerah sendiri malah tidak tahu.
Beneran senang nih mengikuti perjalanan nya melalui artikelnya Pak Bams
Seru banget asli dah. Ajak-ajak Pak. Saya sekian kali ke Kotu tapi baru paham bangunan kecil di atas Museum Fatahillah. Saya udah pernah sih masuk ke Museum Wayang sama anak dulu. Koleksinya juga cukup lengkap kok. Tapi kalo ikutan tour gini, jadi lebih paham dan dapat banyak wawasan baru
BalasHapusNggak kebayang gimana ngerinya saat masa jayanya museum Fatahillah. Kalau sudah bunyi, pasti orang-orang pada bilang, "ini siapa yang dieksekusi? Kenapa alasannya?" Terus mereka jadi takut untuk melakukan kesalahan.
BalasHapusNtar tolong diulas penemuan2 baru di jalur MRT dari Monas menuju Kota Tua ya ya Pak Bams. Kyknya seru kalo diulas lebih jauh. Pasti banyak peninggalan Belanda yang punya cerita unik, yang menunjukkan Batavia menjadi kota penuh sejarah dan memiliki peradaban maju kala itu.
BalasHapusSyg banget tuh pancuran di depan bekas Gedung VOC tdk berfungsi. Atau mgkn loncengnya bisa diaktifkan lagi, meski ga ada eksekusi mati yak. Seru jg kalo jam 12 siang muncul lonceng kenceng gitu. Berasa kita masuk sejarah masa lampau.
Yang aku seneng sih kalo ada cerita2 hantunya, hehe. Terutama di Gedung Merah, yg dkt sungai itu. Eh tapi di bekas VOC itu jg serem. Wkwkw.
seru sekali walking tour-nya! Jadi makin penasaran melihat langsung perpaduan bangunan bersejarah Batavia yang megah dengan suasana kotanya yang kini hidup. Pasti banyak cerita menarik "dulu dan sekarang" yang bisa dieksplor ya. Semoga di tur selanjutnya makin banyak hidden gem yang terungkap!
BalasHapusSeru banget pak Bambang, ajak-ajak dong kalau mau walking tour lagi, hehe. Seru banget ada pemandunya, kita jadi belajar sejarah juga ya pak dan dijelaskan banyak hal. Kalau foto mah waji sih, hehe.
BalasHapusDi tengah hiruk pikuk Jakarta yang super sibuk, ada spot bersejarah yang sangat bagus untuk kita jelajah. Tidak hanya dari sisi bangunannya yang oldish, tetapi cerita di baliknya juga ternyata menyimpan sejarah yang panjang, ya, dari Batavia hingga menjadi Jakarta
BalasHapusSeru banget sih baca pengalaman walking tour ini, rasanya kayak diajak jalan-jalan sambil diceritain rahasia masa lalu kota tua yang selama ini cuma dilewatin tanpa tahu sejarahnya. Fakta-fakta kayak sejarah gedung Museum Fatahillah, jalur trem yang masih tertimbun, sampai makna lonceng eksekusi itu bikin merinding tapi juga bikin penasaran.
BalasHapus