Kalau ke Monas sih, saya sudah sering. Bahkan sekadar lewat, termausk saat naik Trans Jakarta sudah tak terhitung hahaha. Gaya benar saya ini. Bahkan naik ke puncak Monas juga sudah 2X.
Tapi kalau ke Monas baren-bareng memang belum pernah. Dan kayaknya seru kali, ya, ke Monas bareng-bareng satu rombongan. Apalagi kalau ada pemandunya. Jadi informasi lebih jelas. Ada yang fotografernya lagi, yang bakalan dijamin foto-fotonya keceh.
Nah, keseruan itulah yang sudah saya bayangkan. Makanya tanpa ragu, saya langsung mendaftar, begitu UPK Kota Tua mengajak special Tour bertajuk “Van Batavia Te Koningsplein”. Pengumumannya ada di akun Intsgram UPK Kota Tua Senin 21 April 2025.
Tapi sttt… sebenarnya saya sudah dapat infonya dari Mbak Tsani dan Mas Abud, saat ikut ikut Free Guinded Walking Tour. Makanya begitu keluar pengumumannya, saya segera daftar hehehe. Tapi walau duluan mendaftar, tetap degdegan, karena hanya 50 peserta bakal dipilih dn ikut tur spesial ini.
Jadi selain ada jadwal tour regular, ada juga jadwal tour bulanan. Dan bulan ini acara ke Monas.Minggu, 27 April 2025, Terus pas benar, hari itu masih berlangsung juga hari kedua lebaran Betawi. Wih, asyik…
Jadi seru-seruan di Monas
Hari kamis adalah waktu yang Saya tunggu-tunggu. Alhamdulillah saya keangkut masuk 50 orang yang ikut Van Batavia Te Koningsplein. Asyik.. tidak sabar menunggu hari minggu tiba.
![]() |
Foto : KOTIC |
Tiba hari minggu 27 April 2025, saya pun bangun dengan semangat menjelang 50 tahun hahaha. Seperti biasa, saya menuju kota Tua naik KRL dari stasiun Pondok Cina Depok. Titik kumpulnya di Kota Tua Tourism Information (KOTIC). Walau waktu kumpulnya pukul 9 pagi, tapi pukul 8 pagi saya sudah sampai di KOTIC.
Sambil menunggu peserta lain datang, saya pun mengitari sekitar dulu. Pagi itu, kota tua ramai, karena ada acara festival Jamu yang diadakan Acaraki. Saya pun sempat mencoba jamu gendong. Saya juga mencoba jamu yang sudah diracik dan dikemas modern dalam kalengan.
Pukul 9 semua peserta sudah kumpul. Diadakan briefing singkat dulu sebelum berjalan menuju bus tingkat yang sudah menunggu di jembatan kali besar. Pemandu kali ini adalah kak Gilang Ramadhan. Tapi bukan Gilang Ramadahan pemain drum dan suami Shanaz Haque itu ya hehehe. Ada juga Kak Abud. Eh.. ketemu lagi dengan Kak Abud hehehe.
Kami juga diminta untuk menyetor uang tiket naik ke puncak Monas. Jadi tiketnya 24 ribu, tapi kami dapat diskon 6 ribu, jadi hanya membayar 18 ribu saja. Asyik... bisa buat naik KRL lagi.
![]() |
Foto : Bambang Irwanto |
Perjalanan Tur spesial Van Batavia Te Koningsplein pun dimulai. Pertama Kak Gilang mengajak kami ke Meriam si Jaguar. Nah, tanda tangan pada Meriam ini bukan berarti cabul ya, yang mengajak ehm.. ehem... Tapi sebagai tanda mengusir kebaikan tak baik.
Setelah itu, kami lanjut berjalan menuju jembatan kalibesar. Ternyata bus Tingkat sudah menunggu. Kami pun mengantre dengan tertib untuk masuk ke dalam bus Tingkat yang akan mengantar kami menuju ke Monas. Makanya, sebelumnya sudah diingatkan untuk menyiapkan kartu e-money atau kartu yang bisa tab naik busway. Dan ini gratis kok.
Saya pun memilih duduk di atas. Ini mengingatkan saya saat pertama kali naik bus Damri di Makassar sekitar tahun 1982 atau 1983. Waktu itu saya diajak kak Dedi dan Kak sri tetangga saya. Waktu itu tarifnya 50 perak hehehe. Jadi nostalgia nih hehehe.
Bus Tingkat pun melaju menuju monas. Dan ini rute spesial lho. Biasanya bus wisata dari kota tua itu menuju ke Djuanda. Tapi kali ini langsung ke Monas. Ada juga pemandu dari Trans Jakarta yang menjelaskan tempat-tempat historis di sepanjang perjalanan daei Kota Tua menuju Monas. Termasuk sekitar daerah Harmoni.
Sampai di Monas
Tidak terasa, bus Tingkat yang membawa saya dan teman-teman sudah sampai di halte IRT. Kami pun turun dengan tertib lalu mengikuti kak Abud masuk monas. Rombongan kami mudah dikenali karena pakai baju benuansa warna biru. Dan saya pakai kaos wisata Tour Keragaman Jakarta Utara yang kebetulan berwarna biru hehehe.
Kami pun berjalan menuju tugu Monas. Sampai di pintu masuk, kami menunggu sejenak. Kak Gilang akan berkoordinasidulu dengan kak Nathalia pemandu wisata dari Monas.
Tidak lama kak Natalie sudah menemui kami. Kemudian diajak berjalan masuk ke monas lewat jaur khusus hehehe. Jadi sebentar saja, kami sudah masuk di Museum Sejarah Nasional. Kami pun diajak berkeliling melihat diorama-diorama dari zaman prasejarah sampai peresmian pesawat IPTN. jadi dibedakan ya, teman-teman. Museum Sejarah Nasional iu di Monas, sedangkan yang di Kota Tua itu adalah Museum Sejarah Jakarta.
![]() |
Foto : Bambang Irwanto |
Dari museum nasional, Kak Nathalia mengajak kami naik ke cawan. Di sini kami berfoto dulu, sebelum akhirnya menuju ruang kemerdekaan.
Nah, ternyata di ruang kemerdekaan ini ada yang special. Ada Pertunjukan yang ditampilkan tiap satu jam sekali. Pengujung akan diperdengarkan rekaman suara asli presiden Soekarno saat membacakan teks proklamasi. Nah, di ruang ini ada beberapa sisi. Jadi selain sisi suara teks proklamasi ada juga penyimpanan duplikat bendera merah putih, lalu sisi lain ada kepulauan Nusantara.
Kuis.. kuis…
Seharusnya akan diadakan kuis clout di runag kemerdekaan. Tapi ternytaa, jaringan internet tidak maksimal. Ini karen amonas merupakan area yang harus disterilkan juga. Makanya Kak Gilang mengajak kami untuk Kembali ke museum Sejarah Nasional. Di sanalah diadakan kuis secara manual. Kak Gilang membacakan soal, peserta berebut menjawab.
Serunya ada 5 pemenang hiburan yang mendaat souveirmenarik. Tapi hadiah masalah sekian, yang utama itu keseruannya. Dan.. 1 oran pemenang utama mendapatkan kesempatan ikut spesial tour bulan depan. Langsung.. tanpa harus daftar dulu. Wih, senannya.
![]() |
Foto : KOTIC |
Sebanrnyya acar penutup itu akan naik bareng-bareng ke puncak Monas. Tapi kami dapat antrean naik sekitar pikul 2. Dan saya pikir, karena saya Sudha pernah naik ke atas, maka saya memutuskan tidak ikutan. Saya pun pamit pulang. Sebelum pulang, saya luhat-lihat dulu lebaran Betawi yang masih berlangusn. Pengunjung yang datang juga semakin banyak.
Senangnya keseruan hari itu di Monas. Insya Allah saya akan ikut lagi spesial Tour Kota Tua Bulan depan. Terima kasih UPK Kota Tua. Sampai jumpa lagi di tur berikutnya.
Bambang Irwanto
Asyiiik banget nih bisa jalan-jalan bareng rombongan. Dapat pengalaman baru dan teman baru juga. Jadi, setiap satu jam sekali akan diperdengarkan rekaman suara asli Pak Soekarno ya? Baru tau loh saya. Dulu pernah sekali naik ke cawan dan puncak Monas.
BalasHapusmeriam si Jagur ini salah satu peninggalan tempoe doloe yang sangat ikonik. makna "jempol kejepit" itu kalo gak salah juga memiliki arti perdamaian gitu..
BalasHapusAku pernah main ke Monas bareng teman. Cuma pas mau naik ke puncak tuh antriannya rame banget. Terus, aku nggak jadi.
BalasHapusBeruntung juga sih, nggak jadi naik sampai ke puncak. Soalnya, aku kan takut ketinggian. Hehehe....
Jadi ingat dulu pas diundang Kemdikbud ke Jakarta, sempat lihat Monas dan rasanya amazing banget deh.
BalasHapusseru sekali pengalamannya mengikuti tur spesial "Van Batavia Te Koningsplein" ke Monas! Meskipun sudah sering ke sana, sensasi ke Monas bareng rombongan dan dipandu terasa berbeda ya. Apalagi ditambah suasana Lebaran Betawi, pasti makin meriah. Semoga di tur berikutnya dapat hadiah utama ya!
BalasHapusSaya penasaran paak ingin juga naik ke atas puncak monas itu. Pasti Jakarta kelihatan semua yaa dari atas. Selama ini hanya lewatin aja blm pernah menyengaja main ke monas.
BalasHapusSeruuuuu! Aslinya aku nggak suka jalan rame-rame sih Mas, tapi pengecualian untuk ke situs-situs bersejarah. Selain dapat penjelasan lengkap dari pemandu juga merasa lebih "aman".
BalasHapusSaya waktu ke Monas pas barengan sama Kopaja, Pak Bams. Alhamdulillah, karena dari pagi, jadi ada kesempatan untuk ke puncaknya, dan waktu itu gak terlalu ramai sama pengunjung lain.
BalasHapusAku jadi tercerahkan juga nih.. Menarik yaah, mas Bams..
BalasHapusKalau jalan-jalannya ada yang mendapingi. Jadi tau hidden treasure apa yang ada di dalam Monas dan sekitarnya.
Aku dulu gak suka sejarah. Tapi kalau belajar sejarahnya seru seperti ini, jadi rindu masa-masa sekolah lagii..
Kalau naik ke puncak Monas ada batasan waktunya gak ya? Saya terakhir ke sana beberapa tahun lalu. Denger-denger sistemnya mengalami perubahan. Bener gak ya?
BalasHapusKeliling monas pernah tapi hanya main² di lapang sekitarnya saja. Ingin juga yaa naik ke puncak monas ini. Pasti seruuu deh lihat Jakarta dari ketinggian.
BalasHapusWah seru ini. Kemaren liat di IG-nya WKT dan sempet pengen ikutan. Tapi Qodarullah mesti istirahat setelah operasi . Semoga ada lagi acara begini ..
BalasHapusLekas pulih Kak Rahma. InshaAllah ada acaranya lagi, karena daku juga pengen sih ikutan, biar dapat jalan²nya dapat tambah wawasannya juga
HapusSeru banget nih mas bisa ke Monas bareng kayak gini. Gak cuma refreshing tapi juga banyak dapat insight sejarah juga ya...
BalasHapusEmang seasyik itu ya kalo ngetrip bareng temen-teman yang satu sirkel dan satu peminatan itu, bisa berbagi apalagi banyak yang seumuran, waaaah itu sih kaya balik ke jaman SMA ya pak.
BalasHapusBTW, gak kelihatan 50 kaya masih 35 pak hehehe
Serunya jalan bareng-bareng ke Monas, bukan hanya sekedar melihat-lihat, tapi jadi tahu cerita detailnya ya. Penasaran dengan cerita berikutnya.
BalasHapusBtw, saya seringnya baru sampai pelataran di area parkirnya aja, belum pernah masuk ke Monas, jadi malu, hiks.
Waw baru tau destinasi wisata satu ini. Kebetulan bulan depan saya ke Jakarta, pas banget lokasi hotelnya Deket sama Monas. Boleh nih dicoba semoga ada kesempatan dan waktu
BalasHapusmolly gak berani naek monas. paling naek perpusnas yang lantai atas. itu pun sudah lemes lututnya. gak berani liat ke bawah, terus anginnya kenceng bgt di atas.
BalasHapusDalam sehari ternyata bisa sekaligus berkunjung ke banyak destinasi ini ya, Pak. Memang mungkin lelah, tapi terbayar oleh pengetahuan dan pengalaman baru yang didapatkan. Semoga lain kali saya juga bisa bergabung ikutan kegiatan serupa.
BalasHapusAku klo ke monas blom pernah sih ikut rombongan. Paling sama keluarga, beberapa tmn atau bahkan sendirian aja. Tp kayanya seru kapan2 di coba ikut tour rame2 gini. Udh lama jg ga gabung walking tour, senengnya suka ada guide yg bantu menerangkan kilas balik sejarah dari tempat yg dikunjungi
BalasHapusSeru banget to Pak jalan-jalannya. Kalau berkunjung ke tempat bersejarah seperti ini memang sebaiknya ada pemandunya ya, jadi lebih terarah dan jadi tahu cerita di baliknya.
BalasHapuswah seru banget ya, kak ini acaranya. apalagi biasanya kalau tur begini ada penjelasan tentang sejarah dari bangunan yang dikunjungi. jadi ingat aku juga pernah ke monas sekitar tahun 2017 gitu dan mampir juga ke museumnya
BalasHapusWaaah ga pernah bosan main ke Monas apalagi ini rombongan dengan pemandu jadi belajar hal baru tentang sejarah dan hal menarik lainnya. Ah aku harus lebih rajin cek info walking tour nih supaya bisa ikutan juga
BalasHapusSaya pernah ngajak teman dari Perancis ke Monas karena dia ingin lihat pemandangan Jakarta dari atas. Masalahnya meski saya sering ke Monas, tp gak pernah sampai masuk ke dalam Monasnya euy. Cuma di sekitar tamannya aja. Kita sampai keliling monas 3 kali karena cari pintu masuk. Duh malunya.
BalasHapusKalau ada walking tour begini kan enak ya, bisa ramai-ramai Dan juga bisa sekalian dengar ceritanya juga.