Kalau saya tidak nekat mengejar kereta api Walahar, maka mungkin sampai saat ini, saya tidak akan tahu, kalau di Purwakarta banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi. Termasuk Bale Panyawangan Diorama Nusantara ini yang terletak di jalan KK Singawinata Purwakarta. Dari stasiun kereta api Purwakarta jaraknya dekat sekali, tinggal berjalan kaki saja.
Kepincut Sejak Awal
Sejak pertama melintasi depannya saat akan menuju Taman Air Mancur Sri Baduga, saya sudah kepincut dengan Bale Panyawangan Diorama Nusantara ini. Padahal awalnya, saya tidak tahu, ini tempat apa ya? Dan seperti apa di dalamnya. Makanya begitu berjalan pulang, saya pun memutuskan segera mampir. Apalagi kereta Walahar yang akan membawa saya Kembali ke stasiun Karawang masih 3 jam lagi.
Awalnya, saya hanya mengamati bagian luarnya saja. Saya suka dengan adanya batang-batang kayak pohon. Saya pun mencoba foto di sana. untung saya terbantu karena kamera bisa ditaruh di atas batang lalu di sandarkan di tas ranselnya. Terus semakin mendekati dekat pintu masuk, ada spot menarik Negara kesatuan Indonesia.
Kelar pose-pose, saya tengak-tengok dulu melihat sekitar. Lalu ada bapak-bapak di sekitar situ. Saya pun bertanya, "Pak,maaf ini tempat apa, ya?". Si Bapak malah menjawab, "masuk saja, Pak! Masuk!". Saya tanya lagi dong, " masuk gratis atau bayar, Pak?". Bapak itu menjawab gratis. Wah tanpa disuruh lagi saya segera masuk. Jiwa saya langsung bergejolak kalau mendengar kata gratisan. Halah… hahaha.
Serunya Menyusuri Bale Panyawangan Diorama nusantara
Begitu melangkah masuk, saya langsung disambut dua orang bapak petugas dengan ramah. Tidak lama di belakang saya, masuk 4 remaja berbatik. Rupanya mereka dari sebuah sekolah yang akan melakukan liputan di sini.
Sebelum masuk ke ruangan diorama Nusantara,di depan ada display yang sangat menarik. Setelah mengail foto dan video, saya pun segera masuk.
Bagian pertama yang saya lihat adalah diorama yang menampilkan masa Pra Sejarah. Bagaimana dulu masih ada dinosaurus. Kemudian adanya manuasia purba di Indonesia kehidupan manusia purba. Bagaiman mereka dulu tinggal di gua, jejak kakinya di dinding gua dan lainnya. Diorama yang ditampilkan sangat menarik, sehingga saya betah mengamati setiap apa yang ditampilkan.
Selanjutnya saya memasuki Kerajaan di Nusantara yang diawali dengan kehadiran kerajaan Hindu budha. Setelah itu baru berdiri kerjaan-kerajaan islam di Nusantara. Salah satu sudut yang mencolok itu menampilkan Wali Songo sebagai penyebar agama islam di Nusantara.
Setelah mengenal Kerajaan di Indonesia, saya memasuki ruangan masa pelayaran hingga terbentuknya VOC. Bagaimana Bangsa Portugis melakukan ekspediasi sampai akhirnya samapai di Malaka. Selanjutnya, portugis berhasil dilumpuhkan oleh Belanda, sehingga Belanda sampai ke Nusantara dan hadirlah VOC yang menguasai perdagangan rempah-rempah.
Karena semkin kuatnya kedudukan VOC di indoensia, lama kelamaan lahirlah pemerintahan Hindia Belanda yang akhirnya terjadi masa penjajahan dari Belanda yang berhasil menguasai wilayah-wilayah kepulauan Nusantara. Dari masa penjajahan inilah, lahir pejuang-pejuang daerah. Sampai akhirnya Jepang mulai menduduki Indonesia.tahun 1942.
Di mas itu erat kaitannya dengan hadirnya tokoh kebangkitan nasional. Seperti DR. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Soetomo ki Hajar dewantara, DR. Tjipto Mangoenkoesoemo, hos Tjokroaminoto, Douwes Dekker.
Akulturasi Budaya
Dengan dibukanya jalur perdagangan di Nusantara, maka perdagangan para pedagang dari berbagai negeri seperti India keturunan arab dan Tiongkok. Mereka tinggal di Nusantara secara tidak langsung hadirnya akulturasi budaya. Misalanya banyak sekali dipengaruhi Tiongkok. Dari gambang kromong, kebaya encim dan lain-lain. Hadirnya bangsa lain,secara tidak langsung masuknya agama lain yang membuat dibangunnya tempat-tempat ibadah,
Ada juga patung-patung pelaut tanggu. Misalanya Laksamana cheng hong
Indonesia Nusantara dengan Keanekaragamannya
Ruang selanjutnya menampilkan diorama keaneka ragaman Indonesia dengan semboyannya Bhineka Tunggal Ika yaitu berbeda-beda tapi satu. Bagaimana Indonesia kaya dengan keragaman alat musik makanan, dan lain-lainnya.
Menyusuri bagian ini, saya seakan diajak berkeliling Nusantara. Setiap provinsi ditampilan lengkap dengan keistimewaan termasuk tempat wisatanya.
Ruangan selanjutnya adalah alat musik Nusantara. Saya takjub sekali melihat alat musik tradisional yang sangat beragam. Semua dipajang dan ditata apik seperti angklung, keris, wayang, dan lainnya.
Terakhir ditampilkan penghargaaan yang diraih oleh Purwakarta. Salah sayu piala adipura.
Akhirnya selesai sudah saya menyusuri Bale Panyawangan Diorama Nusantara. Secara keseluruhan trempat ini keren sekali. Cocok dikunjungi untuk segala usia, termasuk anak-anak sekolah. Jadi akan mengenal bagaimana perjalanan panjang Indonesia dari masa ke masa.
Jadi jangan lupa ya, kelau ke Purwakarta, mampir ke Bale Panyawangan Diorama Nusantara.
Komentar
Posting Komentar