Langsung ke konten utama

Jalan-Jalan Santai Menjelang Hari Kemerdekaan

 


Sabtu 16 Agustus 2025, sebenarnya saya tidak da rencana mau ke mana-mana. Makanya pukul 7 pagi, saya maish Santai di rumah. Lalu tiba-tiba ko kepikiran jalan aja, ya. Soalnya sudah seminggu saya di rumah saya. Apalagi sekarang waktu jalan saya itu hanya Sabtu dan Minggu. Sekarang senin-jumat, kalau tidak ada urusan penting, saya di rumah saja. Menemani Ibu saya sambil ngeblog dan menulis cerita hehehe.

Walau belum ada tujuan pasti, maka saya memutuskan mandi saja. Rencananya mau nebbneg adik saya sampai halte busway Cibubur Juntion. Kan, Lumayan bsa hemat 3500 rupiah hehe. Terus cepat juga, dari Halte Cibubur Juntion lansung Go ke hate Cawang Sentral. Berbeda kalau saya Naik Transjakarta D11. Dari rumah saya harus jalan kaki ke Halte jalan Djuanda, lalu menunggu D11 dari sana,

Ide Akhirnya Muncul

Saat mandi, tiba-tiba saya ingat ada FERBI atau Festival Rupiah Berdaulat Indonesia di Istora. Tahun lalu saya kebetulan datang. Dan acaranya seru. Banyak emnambha pengetahuan seputar Rupiah. Oke, bungkus, saya akan ke FERBI saja.

Eh.. pas baru saja sedang mandi, adik saya pamit pada Ibu saya ingin berangkat kerja. Ya, gagal deh, nebeng. Saya memang lagi malas naik motor. Jadi ingin Santai saja naik transjakarta. Apalagi saldo uang elektronik saya masih ada hehehe.

Meluncur ke Istora Senayan

Pukl 8 pagi, saya sudah meninggalkan tempat tinggal saya di Depok. Pastinya saya berjalan kaki dulu menuju halte Transjakarta di jalan Djuanda. Jaraknya 1 kilometer atau lebih ya. Tapi saya merasa dekat saja. Mungkin karena saya  sudah sering ikut walking tour hehehe.

Sampai di halte Tije, sudah ada 3 orang yang menunggu. Sekitar 10 menit, Transjakara D11 jurusan Depok Sentral Cawang pun datang. Saya lalu naik, tab kartu, dan duduk di kursi paling belakang. Kursi bagian favorit saya kalau naik Transjakarta hehehe.

Perjalanan lancar saja. Transjakarta pun sampai di depan Halte Cawang Sentral. Saya lalu naik lift menuju Halte Cawang Sentral.. Penumpang pagi ini sudah ramai.

Awalnya saya mau naik Transjakarta 5C jurusan Cililitan-Djuanda. Tapi ternyata saya salah pintu naik. Bus tidak terkejar hehe. Lalu saya keingat, kenapa tidak naik 9C saja ya tujuan Bundaran Senayan. Kan nanto saya turun di hate Bank DKI senayan. Asyik… tidak lama Transjakarta nomor 9C datang. Saya bergegas naik. Hore… saya dapat tempat duduk.

Semaraknya FERBI 2025

Alhamdulillah perjalanan lancar. Saya pun sudah samapi di Halte Bank DKI senayan. Saya lalu turun, kemudian masuk ke Kawasan Senayan lewat pintu Tengah. Setelah itu bergegas menuju Istora. Tampak masih banyak orang yang pulang sehabis olahraga pagi.

Istora tampak ramai. Rupakan baru saja digelar jalan Santai dalam rangka FERBI. Pas saya datang lagi bagi-bagi door prize. Saya pun bergegas masuk. Pertama saya scan registrasi, lalu saya dikasih selembar kertas. Nah sama seperti tahun lalu. Nanti saat berkeliling di area festival, kiat minta7 stempel. Setelah terisi semua, bisa ditukar dengan hadiah.



Asyik.. saya berhasil mendapatkan semua stempel. Saya pun keluar sebentar untuk menukar hadiah. Takut kehabisan kan hehehe. Setelah itu saya masuk lagi.

FERBI ini salah satu acara yang saya suka. Makanya sejak tahun lalu saya datang. Dan tahun ini Adalah tahun ke 4 penyelenggaraan. Saya bisa lebih mengenal uang rupiah Indonesia dari masa ke masa. Ada games edukatif juga. Pokoknya keren. Tahun lalu saya mau datang lagi. Ada beraga loma, termasuk penukaran uang juga.

Nah, untuk tahun ini, ada starling lho, alias pedagang minimal keliling yang naik sepeda. Pengunjung boleh memesan minuman apa yang tersedia. Mau anas atau dingin. Gratis…

Saya cukup betah di FERBI. Makanya pukul 2 siang, saya baru meninggalkan Istora.

Ke Flona 2025

Saat akan meninggalkan Istora, saya memang sempat berpikir akan ke mana lagi, ya? Secarra ini masih siang juga. Paling tidak, jalan sambil dapat tulisan lah hehehe. Untung saya ingat Flona 2025 yang sedang diadakan di Lapangan Banteng.

Saya pun Kembali ke halte Bank DKI Senayan. Tidak lama, Transjakarta nomor 1A dair Blok M tujuan Kota datang. Saya poun bergegas naik. Asyik… kursi belaknag ada kosong. Pastinya bergegas saya duduki hehehe.

Transjakarta berjalan lancar. Wih, sepanjang jalan Sudirman sampai Bundaran HI sudah semarak. Sudah tampak panggung hiburan. Terus tampak tenda-tenda dengan papan nama makanan. Wih… seperti besok bakal ada makanan gratis nih.

Halte Monas adalah tujuan saya. Selanjutnya saya naik 5C, lalu turun di halte Djuanda. Dari sana, saya turun lalu berjalan kaki menuju Lapangan Banteng.

Wih, menjelang sore, Lapangan Banteng ramai. Apalagi weekend ya. Dan sama, tahun lalu saya juga datang ke pameran Flora dan Fauna di lapangan Banteng ini. Seru dan semarak. Mau cari bunga, bibit pohon, jugahewna peliharaan ada. 




Bahkan bisa berfoto dengan burung Hantu hehe. Untuk cerita detailnya akan saya tulis di postingan berikutnya, ya. Tapi yag paling menarik, ada penampilan tari Zaman Aceh dari siswa SMP 203 Jakarta Timur di stand Jakarta Timur, lalu dilanjutkan mendongeng bersama Kak Nia.

Saya pun cukup betah di Flona 2025 ini. Menjelang pukul 5 sore, saya baru meninggalkan lapangan Banteng. Pengunjung semakin ramai. Apalag ikan malam minggu, malam yang panjang, malam asyik buat cari tanaman hehehe.

Nostalgia dulu Ah…

Nah, di depan Lapangan Banteng itu ada hotel Borobudur. Saya sengaja berjalan menuju Halte Transjakarta Senen untuk sekadar bernostalgia hehehe. Kebetulan sata pernah bekerja di sana selama 4 tahun di bagian taman. Pas waktu krismon lagi.



Berjalan di sampig Hotel Borobudur, seakan mengingatkan saya kejadian 1998-2003. Masa-masa saat baru pertama merantau di Jakarta. Penuh perjuangan juga tinggal di kota metropolitan Jakarta. Termasuk saya pernah mengalami saat Banjir sampai daerah Sene, tapi saya tetap masuk bekerja. Karena harian. Kalau tidak masuk ya tidak dapat duit. Mau makan apa saya hahaha.



Dan untik melengkapi nostalgia saya, maka saya sekalian mampir di mall Atrium Senen yang sekarang sudah berganti nama Millenium Mall. Dan ternyata sudah banyak perubahan juga. Termasuk sudah banyak berganti toko-toko favorit zaman saya dulu.

Setelah itu baru sata lanjut naik Busway lagi. Ehm.. seru juga nih jalan-jalan di hari sabtu menjelang hari kemerdekn RI yang 80 tahun.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Seru Pergi Pulang Bogor-Cipanas lewat Jalur Puncak

  Foto : Dewi Puspa Selama ini, saya selalu mendengar orang pergi liburan ke puncak Bogor yang memang sepertinya mempunyai magnet tersendiri. Kadang kalau ada long weekend, pasti orang akan berbondong-bondong ke puncak. Makanya saya langsung teringat pernah nonton di televisi, liputan orang-orang yang menawarkan penginapan atau villa di pun pak Bogor. Mereka berdiri atau duduk di sepanjang jalan sambi memegang papan bertuliskan "Sewa Villa. Atau pernah juga saya menonton jasa Ganjal ban mobil saat posisi mobil sedang berada di tanjakan dan sedang macet. Ke Puncak Bogor, yuk! Rabu 26 Februari 2025, akhirnya saya merasakan sendiri perjalanan pergi pulang Bogor-Cipanas melalui puncak Bogor. Jadi ceritanya, saya diajak oleh ClicKompasiana & Kreatoria berkunjung ke Istana Kepresidenan Cipanas. Tentu saja saya senang sekali. Seperti mimpi saja bisa menginjakkan kaki di istana Kepresidenan seluas 26 Hektar itu. Foto : Kang Bugi Saya berangkat pagi naik KRL  dari stasiun Pondok Ci...

Keuntungan Jalan-Jalan Saat Bulan Puasa

Puasa kok jalan-jalan? Apa tidak capek dan haus? Terus batal puasanya. Saat puasa bulan Ramadan kan enaknya ngadem rebahan di rumah sambil nonton drakor. Eh.. hahaha. Saya juga awalnya berpikiran seperti itu. Kayak kurang kerjaan saja ya, bulan puasa malah keluyuran ke tempat wisata. Memang tidak ada hari lain? Tapi, kalau dipikirkan terus, maka saya tidak akan pernah tahu, bagaimana rasanya jalan-jalan saat puasa Ramadan.  Namanya juga penasaran, kan? Pengi beda gitu dengan yang lainnya. Karena yang bed aitu.. sesuatu hahaha. Lagian kalau saya jalan-jalannya pas hari lebaran, itu sudah biasa.. halah.. Gayane saya ini. Apalagi saya kan freelance. Jadi dari segi waktu memang lebih fleksibel. Jadi pas lebaran, saat orang desak-desakan di tempat wisata atau bermacet-macet ria di jalan, saya sudah santai di rumah makan ketupat opor ayam, sambal goreng ati hahaha. Nah, jalan jalan pas puasa itu, pernah saya lakukan saat masih berada di Kebumen. Saya susuri beberapa Pantai pantai di kebu...

Akhirnya naik kereta api Rangkasbitung Merak setelah 2 kali Gagal

  Setelah gagal 2x naik kereta Api Rangkasbitung-Merak, akhirnya, pada hari minggu, 9 Maret 2025, saya berhasil naik  juga pada percobaan ketiga hahaha. Segitu senangnya saya hahaha. Keingian Naik Kereta Comuterline Rangkasbitung-Merak Sejak naik kereta Walahar PP dari Cikarang ke Karawang saat eksplor stasiun kereta Whoosh Karawang  lalu dilanjutkan ngebakso pertama kali di Karawang , saya kok ingin mencoba kereta lokal lainnya. Adalah Mbak Utari, teman blogger dan penulis cerita anak yang mempromosikan kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Kebetulan Mbak Utari tugasnya di serang, jadi memang sering naik kereta commuter line itu. Oke siap. Namanya saya penasaran, makanya saya pun ingin segera mewujudkan list saya itu. Apalagi tiketnya sangat pas di hati dan kantong. Hanya 3000 rupiah saja. Maka pada suatu hari di hari libur nasional, saya pun meniatkan diri untuk mencoba naik kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Sesuai arahannya, dari stasiun Pondok Cina Depok, saya menuju ke M...