Langsung ke konten utama

Serunya Menyusuri TWA Mangrove Angke Kapuk PIK



Melihat hutan mangrove, saya sudah pernah, termasuk di Pantai Logending kebumen. Ikut menanam bibit mangrove, juga sudah pernah di pulau Tidung Kecil Kepulauan Seribu. Semua menyenangkan dan membawa pengalaman tersendiri.

Nah, kalau menyusuri hutan mangrove, saya belum belum pernah. Dan itu memang menjadi daftar list saya. Tapi entah kapan bisa terlaksana hehehe. Hanya memang ya, kalau ada keinginan, maka terbangkan saja terus ke angkasa hingga menembus langit. Siapa tahu semesta mendukung.

Dan tanpa saya duga, keinginan itu hadir dari ajakan Click & Kreatoria lewat event kompasiana. Saya pun langsung bergegas mendaftar ajakan bertajuk ‘Jelajahi Jakarta Mangrove, PIK’. Pastinya, saya berharap terpilih. Masa sih, saya tidak mau diajak jalan-jalan seru ke tempat Impian yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya.

Alhamdulillah saya terpilih. Asyik.. akhirnya satu list saya akan terwujud. Makanya di hari sabtu, 23 Agustus 2025 kemarin, sejak pukul 4 subuh saya sudah bangun dan bersiap. Subuh  itu, air tidak terasa dingin. Mungkin sudah terpanaskan dengan semangat saya yang membara untuk ikut jalan-jalan kali ini hehehe.

Meluncur ke Pantai Indah Kapuk

Selepas subuh, saya pun segera melajukan motor saya ke stasiun Pondok Cina. Setelah itu saya naik KRL menuju stasiun Kota yang menjadi titik kumpul kami. Alhamdulillah, perjalanan lancar. Pukul 6 lebih 38 menit, saya sudah sampai di Stasiun  Kota. 

Tidak lama Bu Muthia dan Mbak Ria sudah sampai juga dengan kereta setelah saya. Karena saya adalah peserta tercepat datang, jadisaya dapat hadiah kaos dari Bu Muthia. Hore… Terima kasih, Bu! 



Selanjut teman-teman lain mulai datang. Setelah semua peserta berkumpul, kami pun bergegas ke halte transjakarta di depan stasiun Kota. 



Pertama, kami naik transjakarta nomor 1 tujuan Kota-Blok M. Kemudian turun di Halte Glodok. Setelah itu lanjut naik transjakarta no 1A  Jurusan Balai Kota-Pantai Maju. Kami nanti akan turun di sekolahTzu Chi PIK 1. Ternyata penumpang lumayan ramai. Saya tidak dapat tempat duduk dan harus berdiri. Tidak apa, hitung-hitung olahraga menguatkan otot betis hahaha.  

Alhamdulilah perjalan lancar. Turun dari Transjakarta 1A, kami berjalan kaki ke belakang gedung sekolah Thu Chi yang sangat luas itu. Dan ternyata di belakang sanalah letak Taman Wisata Alam (TWA) Mangrove Angke Kapuk. Wow saya baru tahu ini. Padahal saya itu sering ke PIK naik Transjakarta. Pernah juga naik motor.


Taman Wisata Alam Mangrove Angke kapuk

Tidak lama berjalan kaki, sampailah kami di pintu gerbang TWA Mangrove Angke Kapuk. Saya langsung senang karena sebentar lagi akan menyusuri hutang mangrove. Nah, kebetulan hari itu, ada acara ‘Festival Sahabat Mangrove’. Jadi gratis masuknya. Syaratnya juga mudah sekali. Hanya tinggal follow saja akun media sosial WTA Mangrove Angke Kapuk. Ini jelas bikin hati tambah senang. Kalau hari biasa, tiketnya 30 ribu utuk anak-anak, sedangkan  hari Sabtu dan Minggu tiketnya 35 ribu untuk orang dewasa dan 20 ribu untuk anak-anak. Tiket untuk turisasing tanpa KITAS seharga75 ribu rupiah.


Saat akan masuk, Kami dicek dulu,apa sudah follow atau belum akun media sosial WTA Mangrove Angke Kapuk. Tas kami juga diperiksa, jangan sampai membawa makanan dari luar. Petugas juga mengingatkan kepada kami, agar berhati-hati dengan barang pribadi bila bertemu monyet di dalam. Karena topi, kacamata dan hape, bisa saja diambil oleh monyet. Nah, biar lebih menyenangkan selama menjelajah hutan mangrove PIK ini, kami memutuskan untuk sarapan dulu atau menghabiskan makanan yang ada, sebelum masuk ke dalam. 


Menyusuri TWA Mangrove Angke Kapuk

Saat mulai melangkah masuk WTA Mangrove Angke Kapuk, mata saya mulai dimanjakan oleh pohon-pohon yang hijau. Ini jelas membuat hati dan pikiran saya jadi rileks. Suasana juga sudah ramai. Banyak pengunjung yang sudah mengikuti acara membatik, salah satu acara di Festival Hutan Mangrove. Kami pun memutuskan untuk segera menyusuri Kawasan hutan mangrove dulu WTA Mangrove Angke Kapuk yang  luasnya 99,82 hektar ini yang sudah hadir sejak tahun 2017.



Sepanjang perjalanan, saya sangat antusias. Apalagi pengalaman pertama menyusuri hutan mangrove di PIK ini. Banyak hal-hal baru yang saya lihat. Saya jadi tahu jenis-jenis mangrove yang ada di WTA Mangrove Angke Kapuk ini. Seperti api-api, bakau, bidara, buta-buta, cantinggi, Warakas, dan Nifah.



Saya juga bisa melihat bagaimana proses pembibitan pohon mangrove secara langsung. Mulai melihat bagaimana prose viviparitas yaitu proses di mana buah atau biji mulai berkecambah pada pohon induk yang kemudian nanti akan jatuh. Bibit ini kemudian oleh petugas langsung ditanam di kantong plastik.

Saya dan teman-teman juga sempat melihat biawak dan elang laut. Hanya sayangnya, kami tidak bertemu monyet, hanya sekadar mendengar suaranya saja. Spesialnya, saya menemukan isi buah Bintaro. Dan ini untuk pertama kalinya saya melihat buah Bintaro yang ternyata digunakan alami unuk mengusir tikus.



Saya juga sempat ke tempat pemantau burung. Tempatnya tinggi dan adem. Dari atas sana, saya bisa melihat sekeliling. Sayangnya, saya tidak begitu melihat burung di sekitar menara. Apakah mereka malu pada saya? Hahaha.. tentu tidak. O,iya Maksimal 5 orang naik ke atas menara. Saya sebenarnya masih ingin berlama-lama di atas sana, tapi teman sudah mengingat untuk segera turun.



Selesai berkelling, kami beristirahat untuk makan siang. Selanjutnya salat dzuhur dulu. Setelah itu, saya menyempatkan diri melihat kegiatan Festival Sahabat Mangrove. Saya tertarik melihat workshop membuat ecoprint. Ternyata prosesnya butuh kesabaran, ya. Karena tidak hanya sekadar menempel daun atau bunga di media, tapi juga memukul-mukul sampai keluar serat daun atau bunga sehingga menampilkan pola yang menarik. 



Akhirnya sekitar pukul 2 siang, menjelajah WTA Mangrove Angke Kapuk Bersama Click & Kreatoria selesai sudah. Kami pun bergegas berjalan ke halte transjakarta untuk Kembali ke Kawasan Kali Besar Kota Tua. Cuaca Terik memayungi langkah kami. Tapi saya senang sekali dengan jalan-jalan ini. Banyak hal yang menambah pengetahuan saya. 



WTA Mangrove Angke  Kapuk bukan hanya tempat wisata alam yang menyenangkan dan edukasi, tapi juga jadi garda depan menjaga pesisir utara Jakarta melindungi garis Pantai, juga tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan satwa. Terimakasih banyak Click & KratoriaKompasiana. Yuk… ke WTA Mangrove Angke Kapuk PIK.

Komentar

  1. Menyenangkan ya, Pak Bambang. Jalan-jalan ke WTA Mangrove Angke Kapuk PIK bareng sama teman-teman Click & KratoriaKompasiana. Seru pasti tuh. Aku ke Mangrove sama sahabatku doang aja udah seru.

    BalasHapus
  2. Asyiknyeeee jalan-jalan menyusuri hutan mangrove. Aku suka nih kalau jalan-jalannya dalam kelompok sehitungan jari tangan gini. Kalau yang rombongan rame-rame, belum berangkat juga udah capek duluan.

    BalasHapus
  3. Asyik banget nih Pak Bambang sering pergi² bersama komunitas. Seruuu yaaa jalan rame² bisa berbincang dan bertukar pikiran...seruuu daripada pergi sendiri yaa..😊

    BalasHapus
  4. engalaman menyusuri hutan mangrove memang beda, ya, kayak petualangan kecil di tengah kota. Beneran bikin segar pikiran. Semoga list jalan-jalan yang lain bisa segera terwujud juga. Jangan lupaaaa ajakin aku juga ya Pak Bams hehehehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Seru Pergi Pulang Bogor-Cipanas lewat Jalur Puncak

  Foto : Dewi Puspa Selama ini, saya selalu mendengar orang pergi liburan ke puncak Bogor yang memang sepertinya mempunyai magnet tersendiri. Kadang kalau ada long weekend, pasti orang akan berbondong-bondong ke puncak. Makanya saya langsung teringat pernah nonton di televisi, liputan orang-orang yang menawarkan penginapan atau villa di pun pak Bogor. Mereka berdiri atau duduk di sepanjang jalan sambi memegang papan bertuliskan "Sewa Villa. Atau pernah juga saya menonton jasa Ganjal ban mobil saat posisi mobil sedang berada di tanjakan dan sedang macet. Ke Puncak Bogor, yuk! Rabu 26 Februari 2025, akhirnya saya merasakan sendiri perjalanan pergi pulang Bogor-Cipanas melalui puncak Bogor. Jadi ceritanya, saya diajak oleh ClicKompasiana & Kreatoria berkunjung ke Istana Kepresidenan Cipanas. Tentu saja saya senang sekali. Seperti mimpi saja bisa menginjakkan kaki di istana Kepresidenan seluas 26 Hektar itu. Foto : Kang Bugi Saya berangkat pagi naik KRL  dari stasiun Pondok Ci...

Akhirnya naik kereta api Rangkasbitung Merak setelah 2 kali Gagal

  Setelah gagal 2x naik kereta Api Rangkasbitung-Merak, akhirnya, pada hari minggu, 9 Maret 2025, saya berhasil naik  juga pada percobaan ketiga hahaha. Segitu senangnya saya hahaha. Keingian Naik Kereta Comuterline Rangkasbitung-Merak Sejak naik kereta Walahar PP dari Cikarang ke Karawang saat eksplor stasiun kereta Whoosh Karawang  lalu dilanjutkan ngebakso pertama kali di Karawang , saya kok ingin mencoba kereta lokal lainnya. Adalah Mbak Utari, teman blogger dan penulis cerita anak yang mempromosikan kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Kebetulan Mbak Utari tugasnya di serang, jadi memang sering naik kereta commuter line itu. Oke siap. Namanya saya penasaran, makanya saya pun ingin segera mewujudkan list saya itu. Apalagi tiketnya sangat pas di hati dan kantong. Hanya 3000 rupiah saja. Maka pada suatu hari di hari libur nasional, saya pun meniatkan diri untuk mencoba naik kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Sesuai arahannya, dari stasiun Pondok Cina Depok, saya menuju ke M...

Keuntungan Jalan-Jalan Saat Bulan Puasa

Puasa kok jalan-jalan? Apa tidak capek dan haus? Terus batal puasanya. Saat puasa bulan Ramadan kan enaknya ngadem rebahan di rumah sambil nonton drakor. Eh.. hahaha. Saya juga awalnya berpikiran seperti itu. Kayak kurang kerjaan saja ya, bulan puasa malah keluyuran ke tempat wisata. Memang tidak ada hari lain? Tapi, kalau dipikirkan terus, maka saya tidak akan pernah tahu, bagaimana rasanya jalan-jalan saat puasa Ramadan.  Namanya juga penasaran, kan? Pengi beda gitu dengan yang lainnya. Karena yang bed aitu.. sesuatu hahaha. Lagian kalau saya jalan-jalannya pas hari lebaran, itu sudah biasa.. halah.. Gayane saya ini. Apalagi saya kan freelance. Jadi dari segi waktu memang lebih fleksibel. Jadi pas lebaran, saat orang desak-desakan di tempat wisata atau bermacet-macet ria di jalan, saya sudah santai di rumah makan ketupat opor ayam, sambal goreng ati hahaha. Nah, jalan jalan pas puasa itu, pernah saya lakukan saat masih berada di Kebumen. Saya susuri beberapa Pantai pantai di kebu...