Hari Sabtu, 13 September 2025, cuaca crah ceria. Jadi pas nih, buat jalan-jalan cuci mata. Dan seperti biasa, saya mau naik transjakarta. Kebetulan saya mau ke acara ulang tahun Pusat Kebudayaan Belanda atau Erasmus Huis ks 55 di daerah kuningan Jakarta Selatan.
Nah, biar lebih hemat, hari ini saya sengaja nebeng adik saya berangkat kerja. Kebetulan tempat daerah kerjanya melewati halte Transjakarta Cibubur Junction. Nah, dari sana naik tije nomor 7C menuju ke sentral Cawang. Terus lanjut naik Transjakarta sesuai tujuan saya berikutnya.
Kalau nebeng adik saya ini, lumayan, saya bisa hemat 7 ribu. Berbeda kalau saya naik halte pengumpan dijalan Juanda Depok. Transjakarta no D 11 itu turunnya depan halte Sentral Cawang. Setelah itu ya harus ke halte Sentral Cawang Baru lanjut naik transjakarta sesuai tujuan saya berikutnya.
Terus kalau gini kan saya ga perlu naik motor lagi. Pulangnya bisa kok naik KRL, lalu turun di stasiun Depok Baru. Lanjut pulang naik D11 turun halte Pelni.
Kalau begini saya tidak hanya hemat 7 ribu, tapi juga hemat uang parkir motor di stasiun Pocin sebesar 8 ribu. Lumayan kan, dapat 15 ribu dapat sebungkus nasi uduk dengan 5 gorengan hehehe.
Ayo, Berangkat!
Sesuai janji dengan adik saya, pukul 8 pagi kami sudah meluncur ke Halte Transjakarta depan Cibubur Junction. Tampak bus yang sudah penuh dengan penumpang. Jadi kalau teman-teman diburu waktu, maka bisa lansung naik bus yang sudah stand by. Tapi memang tidak dapat tempat duduk lagi dan harus berdiri sampai halte tujuan. Tapi kalau tidak diburu waktu, bisa antre untuk naik bus selanjutnya.
Nah, karena saya lagi ingin bergegas, maka saya langsung naik saja bus yang sudah sudah stand by. Dan ternyata bus sudah penuh. Saya tidak bisa masuk lagi sampai ke area belakang yang tempat cowok. Akhirnya saya mentok di tengah hehehe.
Beberapa penumpang juga masih naik. Sementara salah satu petugas Transjakarta meminta agar penumpang terus masuk dan bergeser ke belakang.
Penumpang mulai gusar. Banyak penumpang mulai bersuara. Bagaimana mau masuk ke dalam, sudah penuh, ya? Emang tidak risih sempit-sempitan hehehe. Dan baru kali ini, saya naik bus transjakarta yang sudah penuh, tapi masih disuruh masuk. Padahal Lorong bus sudah penuh sampai ke belakang. Dan karena petugas itu masih terus minta koordinasi penumpang, maka penumpang semakin gusar juga. Harusnya kalau bus sudah penuh, berangkat saja kan…. Hehehe.
Ayo, jalan!
Akhirnya transjakarta 7C berangkata meninggalkan halte Cibubur Juntion. Penumpang langsung tenang. Alhamdulillah perjalanan lancar. Dan ternyata 7C ini menuju halte Cawang Cililitan. Dari sini saya lanjut naik 5C menuju halte monas.
Perjalan lancar. Dan sepertinya bus yang saya naiki ini baru. Dalam bus masih kinclong. Tempat duduk empuk. Terus space kaki luas. Yang mantul ada colokan USB di bawah tempat duduk. Keceh bus baru yang ternyata bus listrik ini yang ramah lingkungan
Saya pun duduk Eh, tapi sesekali saya kasih tempat duduk orang tua. Tapi tidak lama mereka turun, saya duduk lagi hehehe.
Tiba-tiba saya kepikiran mau mampir ke Halte Sentral Senen yang kemarin dibakar massa. Alhadulillsh sudah beroperasi Kembali. Jadi saya pun turun di Hakte Pal Putih. Kemudian saya lanjut naik tije nomor 5 rute Kampung melayu- Ancol. Sebentar saja, saya Sudah sampai di halte sentral Senen
Halte Jaga Jakarta
Mendekati halte Sentral Senen ada perasaan sedih juga. Halte sentral senen ini sering saya mampir. Misalnya saat akan ke pasar senen. Atau saat saya akan ke Perpustakaan Cikini, termasuk saat ke Ancol
Menapaki kaki Kembali ke halte sentral Senen, memang ada nuansa berbeda. Halte Jaga Jakarta ini memang jauh lebih sederhana dibandingkan saat masih bernama Sentral senen. Namun yang paling berbeda adalah adanya lemari kaca. Di sana terlihat beberapa benda yang terbakar saat kerusuhan. Ada papan petunjuk, televisi yang terbakar, pintu tap in tab out, juga beberapa keramik lantai
Kotak kaca ini, pastinya mengingatkan kita, bahkan kerusuhan yang merusak fasilitas umum itu perbuatan yang merugikan semua masyarakat. Apa maksudnya coba? Jelas ini dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab yang sengaja ingin membuat suasana semaki keruh.
Padahal pengrusakan ini pastinya pernah bahkan sering menggunakan Transjakarta. Kalau bukan dia, pasti orang tua,Saudaranya anak dna keluarganya juga merasakan manfaat Transjakarta beserta haltenya.
Untuk melengkapi, ditampilkan juga kronologi kejadian pembakaran halte sentral Senen. Muali dar tanggal 29 Agustus 2025 sampai akhirnya diperbaiki dan diresmikan tanggal 8 September 2025. Dan Alhamdulillah segera diperbaiki, sehingga aktivitas masyarakat pengguna Transjakarta bisa berjalan Kembali.
Yuk kita jaga Jakarta
Peristiwa akhir Agustus 2025 memang salah satu cerita tak mengenakkan bagi kita. Semoga tidak terulang lagi. Ini bisa jadi pelajaran bagi kita semua. Mengungkap aspirasi silakan. Tapi bagi orang-orang yang hanya ingin membuat suasana bertambah panas dan merusak fasilitas umum. Karena yang rugi kita juga. Fasilitas umumkan, dibangun dari pajak yang kita bayar juga. jadi harusnya fasilitas umum justru dijaga dan dirawat. semoga tidak ada lagi. Indonesia Kembali tenang dan damai. Aamin.






Ayo Sama-Sama Wujudkan Keamanan dengan Warga Jaga Warga
BalasHapusDi Jakarta tentu harus saling awas supaya tidak terjadi lagi yang tidak diinginkan
Banyak yang dirugikan dan pastinya dampaknya juga balik ke rakyat kecil
Jadi ingat aku pernah naik bus di Halte Transjakarta juga tapi sudah lama sekali
Cepat juga ya renovasi nya dalam waktu kurnag lebih seminggu sudah bisa difungsikan kembali..pembakaran atau pengrusakan fasilitas umum sangat disayangkan karena akhirnya masyarakat juga yang kena dampaknya kan...
BalasHapusSaat kerusuhan tersebut saya juga panik sendiri pak khawatir kalo kejadian 98 kembali terulang..alhamdulillah tidak sambai sebesar 98 namun tetap harus kita kawal terus agar tuntutan kita dikabulkan dan pemerintahan bisa berjalan dengan bersih dan baik
Akuu baru tau kalo halte yang kemaren dibakar itu akhirnya sekarang diganti nama yaa, jadi Halte Jaga Jakarta. Yaa memang sesuai si dengan situasi sekarang, jadi pengingat kalau aspirasi yang rusuh (apalagi kalo udah ditunggangi segelintir oknum) itu banyak banget ruginya. Terkutuklah wahai kalian para pelakuuuuu....
BalasHapusWaah mas, aku pengen liat jadinya halte Senen yg di rusak. Selama ini tahu updatenya ya dari medsos. Kliatan langsung kinclong lagi. Saluuuuuut dengan smua pekerja yg batuk memperbaiki halte Senin hingga akhirnya bisa kembali rapi dan dapat digunakan.
BalasHapusAku pun yakin pelakunya provokator. Ga mungkin pendemo yg bener2 murni berdemo melakukan yg begitu.
Kalau kita mikir wisata tuh pasti larinya ke pegunungan, pantai, atau taman hiburan, ada yang berubah lho dari persepsi itu. Saat ini (lebih tepatnya setelah kerusuhan massa agustus 2025 lalu) kini halte juga punya cerita. Ada sejarah dan juga hal yang jadi pengingat kita semua kalau demo mah ya demo aja, nggak usah pakai merusak. Kan pembuatan fasilitas juga dari pajak.
BalasHapusSaya sendiri di Malang, kalau pas lewat pos polisi dan halte pun ikutan miris. Karena nggak jauh beda Pak Bams sama di Jakarta, beberapa fasilitas malah terlihat kurang estetik dan rapi. Ada vandalisme dan tentunya bekas terbakar. :(
Selalu ada yang membuatku tersenyum saat membaca tulisanmu pak Bam. Kali ini soal hemat dan berujung nasi uduk. Lama-lama kalau lihat nasi uduk saya inget bapak deh tuh ha ha ha.
BalasHapusMengingat akhir Agustus kemarin, aku tuh miris sekali karena mental-mental yang tidak mengerti akan kelangsungan, mau saja di manfaatkan oleh oknum yang punya kepentingan. Semoga hal itu tidak terulang lagi. Karena bagaimanapun kita sendiri yang mendapatkan ga enaknya, kayak halte kalau rusak kan jadi busnya ga beroperasi. Sebagai pemakai fasilitas umum, aku sendiri terasa sekali dampak ga enaknya.
Setuju nih. Sedih banget kalau ada yang merusak fasilitas publik, karena yang dirugikan juga masyarakat. Semoga nggak terjadi lagi yang begini.
BalasHapusMenyampaikan aspirasi boleh, tapi sebisa mungkin dengan cara yang baik.
Kalau di Sentral senen namanya berubah. Nah, perubahan lainnya juga terasa pas petugas TiJe nyebut nama rute, waktu pas saya lagi di halte Kampung Melayu, datang tuh bus koridor 5, nah si petugasnya itu ngomongnya: "Koridor 5, Kampung Melayu - Ancol Jaga Jakarta"... Jadinya kek trigger semua yang dengar, biar jaga jakarta
BalasHapusKalau di Sentral senen namanya berubah. Nah, perubahan lainnya juga terasa pas petugas TiJe nyebut nama rute, waktu pas saya lagi di halte Kampung Melayu, datang tuh bus koridor 5, nah si petugasnya itu ngomongnya: "Koridor 5, Kampung Melayu - Ancol Jaga Jakarta"... Jadinya kek trigger semua yang dengar, biar jaga jakarta
BalasHapusMeskipun urang Cianjur tapi saya juga merasa berkewajiban juga jaga jakarta
BalasHapusSedih ya kerusakan itu sebenernya membuang dana kan. Tapi ya sudahlah, semoga kedepannya kondisi Jakarta tetap akan saat ada demo
Semogaaaaa kejadian vandalisme itu tidak berulang ya
BalasHapusSedih bangett klo melihat sarana dan prasarana malah jadi ajang amukan massa. Provokator bangetttt itu mah . btw, aku juga mauuuu explore transum JKT yg ngga ada di kota² lain nih
Pertama, Alhamdulillah perbaikannya tidak memakan waktu sampai bulanan. Terus aku suka banget idenya halte ini dinamai jadi "Jaga Jakarta". Beneran menjadikan halte ini sebagai catatan sejarah. Apalagi beberapa benda sengaja disimpan di lemari kaca kayak gitu. Wah, beneran jadi halte bersejarah banget deh.
BalasHapusJekarda memang another level banget yaa, mas Bams..
BalasHapusAku sungguh salut sama warganya yang kalau ada ketidakadilan, kompak turun ke jalan bersama.. meskipun memang disusupi oknum tak bertanggungjawab yang bisa aja jadi merusak fasilitas umum seperti ini.
Dan kembali dibuat kagum karena dalam hitungan hari, in syaa Allaah sudah pulih meskipun belum 100%.
Kebayangan yaah.. keuangan dan project di Jekarda ini mengalirnya sederas ituu...
Aman-aman selalu Jakarta.
Aman-aman selalu Indonesia-ku.
Bismillaah, semoga kita semua dibawah pemimpin yang amanah.
Alhamdulillah sudah rapih dan diperbaiki kembali dengan cepat ya pa. Kerusuhan kemarin itu memang mencekam yaa, fasilitas umum dibakar² aduuh ngeri banget. Syukurlaah sudah normal kembali.
BalasHapusMenarik memang di Jakarta bisa pergi kemana-mana sambung menyambung pake transportasi umum terutama Transjakarta, modal Rp3.500,- udah bisa seharian jelajah tinggal sambung menyambung saja.
BalasHapusDuh pas lihat kondisi halte Jaga Jakarta kembali teringat momen Jakarta serasa mencekam. Semoga kejadian perusakan fasilitas umum tidak berulang ya. Soalnya yang rugi rakyat juga.
Oh Halte Sentral Senen ini yang dirusaki oknum tak bertanggung jawab saat rusuh akhir Agustus lalu ya dan kini setelah dibangun kembali berubah nama jadi Halte Jaga Jakarta.
BalasHapusYa, miris dan heran juga dengan kelakuan mereka yang merusak fasilitas umum. Padahal fasum itu gak ada salahnya malah dirusaki. Semoga aja gak kejadian kayak gitu ke depannya
Alhamdulillah cepet yaa penanganan buat membangun kembali haltenya.
BalasHapusSemoga haltenya awet, gak ada yang ngrusak. Kalau demo lagi kudu dijagain nih supaya gak ada oknum yang ngrusak.
Gak percaya kalau yang merusak demonstran, lebih percaya intel yang merusak wkwk.
Haha iya pak, "serunya" naik TJ maupun KRL tu kegencet2 wkwk, tapi kalau tiap hari kek gitu emang bakal setres sih, kalau buat pengalaman naik transum doank ya masih bisa kita tolerir :D
Bagus banget clickbait nya... aku sempwt mikir apa sih halte jaga jakarta.. hihi...
BalasHapusYapp setuju apapun aspirasi jangan biarin orang-orang jahat menunggangi upaya itu dengan merusak fasumyang justru bikin keos dan ga membela rakyat..
Sama-sama jaga semua fasum Jarkata dan di kota manapun supaya gak merugikan masyarakat
Alhamdulillah sudah berfungsi kembali haltenya. Cukup cepat pembangunannya ya Pak, sekitar seminggu sudah bisa beroperasi lagi.
BalasHapusYuk saling jaga, fasilitas umum juga dibangun dengan uang rakyat lho. Jangan membuat kekacauan dan kerusakan yang meresahkan.
Menarik sekali melihat peran halte sebagai wajah kota dan tempat interaksi masyarakat. Dari situ terasa bagaimana transportasi publik bisa membangun kebiasaan baru yang lebih tertib dan ramah lingkungan.
BalasHapus