Langsung ke konten utama

Suatu Senja di Pantai Suwuk



Saya sangat menyukai senja. Apalagi kalau menikmatinya di Pantai. Makanya saya sangat senang saat tinggal di Gombong kebumen Jawa Tengah beberapa tahun.  Karena letaknya di pesisir, maka pesisir kebumen itu berderet banyak Pantai memikat. Dari Pantai Logending atau Pantai Ayah yang berbatasan dengan pantai Jetis Cilacap sampai Pantai Lembu Purwo yang dekat daerah Purworejo. Dan Alhamdulillah saya sudah menjelajah ke semua pantai itu.

Saatnya Menikmati senja di Pantai

Salah satu kesempatan menikmati senja itu di Pantai Suwuk yang berada di Desa Tambakmulyo, Kecamatan Puring Kebumen. Pantai yang mulai dikembangkan dan dibuka untuk umum sekitar tahun 2007oleh pemerintah desa. Lalu tahun 2009 mulai dikelola secara terpadu oleh pemerintah daerah  kabupaten Kebumen.

 Saya beruntung karena sebagai penulis freelance. Saya tidak perlu menunggu wiken atau hari libur untuk jalan-jalan ke pantai. Saya malah suka pergi hari biasa yang memang relative sepi. Saya juga bisa berfoto-foto dengan leluasa.

Karena saya memang sengaja mau menikmati senja, maka  saya bernagkat dari rumah pukul setengah 3 sore saja. Jadi nanti salat asar di musala atau masjid dekat lokasi wisata. Pastinya saya naik motor. Jarak rumah orang tua saya ke pantai suwuk itu sekitar 21 KM. Naik motor pastinya membuat saya lebih sat set karenahanya membutuhkan waktu sekitar 35 menit. Pakai baju Santai juga. Kacamta boleh. Dan tidak boleh ketinggalan tripod yang akan membantu saya hehehe.

Perjalanan menuju Pantai suwuk lancar saja. Apalagi memang bukan daerah macet, karena wilayah ini bukan masuk kota Gombong. dan kerennya, lokasi Pantai Suwuk ini dekat dengan jalan Dendels. jadi kalau teman-teman mau ke arah Yogyakarta atau sebaliknya, akan mudah menemukan pantai Suwuk. Lokasinya tidak masuk ke dalam.

Pantai suwuk

Akhirnya saya sampai pantai suwuk. Waktu itu, pas adzan asar sudah berkumandang. Jadi saya salat dulu, baru setelah itu masuk ke area Pantai. suasana pantai relatif sepi.

Wisata di daerah, termasuk gombong smapai Kebumen memang tidak terlalu ramai di hari biasa. Makanya saya suka pergi  di hari biasa. Bahkan saya pernah hanya sendiri di sekitar wisata. Serasa pantai milik sendiri hahaha. Nah, di hari wiken, terutama momen lebaran, baru sangat ramai.



Saya pun segera melepas santai gunung yang saya pakai. Saya sejenak berjalan menyusuri pasir pantai Suwuk yang hitam namun lembut. Ehm, sebuah dahan pohon ada di area pantai. Sangat menarik, apalagi ada bekas roda AVT yang mengelilingi dahan itu.



 Saya pun memilih untuk duduk menikmati angin Pantai juga matahari sore. Di kejauhan tampak debur ombak. 

Ombak pantai kebumen memang besar dan tinggi. Makanya tidak dianjurkan mandi. Sangat berbeda dengan pantai di wilayah Cilacap. Misalnya Pantai Jetis atau depan benteng Pendem yang lebih tenang. Jadi bisa berenang di sana.

Biar ada kenang-kenangan, saya pun  mulai memasang tripod. Timer saya atur 10 second, bar saya punya banyak waktu untuk mencocokkan saat saya tiba di titik jepret. karena kalau lewat, harus mengulang lagi.



Ritual yang saya selalu lakukan saat ke pantai adalah mendekati bibir pandai. Saya suka ombak yang bergulung ke daratan. Lalu saat mendekat, saya akan berlari menghindar. Kemudian saya akan bermain air. Walau pantai kebumen berpasir hitam termasuk Pantai Suwuk tapi tetap lembut saat berpijak.

Saya suka foto di atas. Ombak yang kembali ke laut, menyisakan pasir yang basah. dan itu membuat pantulan diri saya.



Kerena matahari belum beranjak ke peraduan, maka saya Kembali duduk di  pasir pantai. Pastinya agak jauh di bibir pantai, ya.



Kacamata  hitam milik bapak saya pun saya lepas. Sesekali saya memejamkan mata, menghirup udara lalu menghembuskan berlahan. Sungguh menikmati dan merupakan kebahagiaan hidup dengan cara yang sederhana. 

Saat senja mulai menyapa

Senja pun mulai menyapa, saya harus beraksi mengabadikan momen indah di pantai Suwuk. Dengan latar matahari akan menghasilkan siluet yang menarik. Walau posisi  senja tidak akan pas di tengah, tapi tetap menarik menikmati senja ini bagi saya. Saya pun mencari angel yang pas.



Biar ada foto yang berbeda, saya memasang tripod di satu titik dan pose beberapa angle, lalu saya padukan dengan bantuan aplikasi. Ehm.. mungkin tidak terlalu bagus ya, tapi lumayan. Foto ini membuktikan kalau kita bisa menikmatinya senja dari berbagai sudut 



Tanpa terasa, senja semakin turun, saatnya pulang. Terima kasih atas senja di pantai Suwuk yang Sudah memberi kenangan manis tak terlupakan. Next saya akan datang lagi ke sini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Seru Pergi Pulang Bogor-Cipanas lewat Jalur Puncak

  Foto : Dewi Puspa Selama ini, saya selalu mendengar orang pergi liburan ke puncak Bogor yang memang sepertinya mempunyai magnet tersendiri. Kadang kalau ada long weekend, pasti orang akan berbondong-bondong ke puncak. Makanya saya langsung teringat pernah nonton di televisi, liputan orang-orang yang menawarkan penginapan atau villa di pun pak Bogor. Mereka berdiri atau duduk di sepanjang jalan sambi memegang papan bertuliskan "Sewa Villa. Atau pernah juga saya menonton jasa Ganjal ban mobil saat posisi mobil sedang berada di tanjakan dan sedang macet. Ke Puncak Bogor, yuk! Rabu 26 Februari 2025, akhirnya saya merasakan sendiri perjalanan pergi pulang Bogor-Cipanas melalui puncak Bogor. Jadi ceritanya, saya diajak oleh ClicKompasiana & Kreatoria berkunjung ke Istana Kepresidenan Cipanas. Tentu saja saya senang sekali. Seperti mimpi saja bisa menginjakkan kaki di istana Kepresidenan seluas 26 Hektar itu. Foto : Kang Bugi Saya berangkat pagi naik KRL  dari stasiun Pondok Ci...

Akhirnya naik kereta api Rangkasbitung Merak setelah 2 kali Gagal

  Setelah gagal 2x naik kereta Api Rangkasbitung-Merak, akhirnya, pada hari minggu, 9 Maret 2025, saya berhasil naik  juga pada percobaan ketiga hahaha. Segitu senangnya saya hahaha. Keingian Naik Kereta Comuterline Rangkasbitung-Merak Sejak naik kereta Walahar PP dari Cikarang ke Karawang saat eksplor stasiun kereta Whoosh Karawang  lalu dilanjutkan ngebakso pertama kali di Karawang , saya kok ingin mencoba kereta lokal lainnya. Adalah Mbak Utari, teman blogger dan penulis cerita anak yang mempromosikan kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Kebetulan Mbak Utari tugasnya di serang, jadi memang sering naik kereta commuter line itu. Oke siap. Namanya saya penasaran, makanya saya pun ingin segera mewujudkan list saya itu. Apalagi tiketnya sangat pas di hati dan kantong. Hanya 3000 rupiah saja. Maka pada suatu hari di hari libur nasional, saya pun meniatkan diri untuk mencoba naik kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Sesuai arahannya, dari stasiun Pondok Cina Depok, saya menuju ke M...

Keuntungan Jalan-Jalan Saat Bulan Puasa

Puasa kok jalan-jalan? Apa tidak capek dan haus? Terus batal puasanya. Saat puasa bulan Ramadan kan enaknya ngadem rebahan di rumah sambil nonton drakor. Eh.. hahaha. Saya juga awalnya berpikiran seperti itu. Kayak kurang kerjaan saja ya, bulan puasa malah keluyuran ke tempat wisata. Memang tidak ada hari lain? Tapi, kalau dipikirkan terus, maka saya tidak akan pernah tahu, bagaimana rasanya jalan-jalan saat puasa Ramadan.  Namanya juga penasaran, kan? Pengi beda gitu dengan yang lainnya. Karena yang bed aitu.. sesuatu hahaha. Lagian kalau saya jalan-jalannya pas hari lebaran, itu sudah biasa.. halah.. Gayane saya ini. Apalagi saya kan freelance. Jadi dari segi waktu memang lebih fleksibel. Jadi pas lebaran, saat orang desak-desakan di tempat wisata atau bermacet-macet ria di jalan, saya sudah santai di rumah makan ketupat opor ayam, sambal goreng ati hahaha. Nah, jalan jalan pas puasa itu, pernah saya lakukan saat masih berada di Kebumen. Saya susuri beberapa Pantai pantai di kebu...