Langsung ke konten utama

Menikmati Sunrise di saung Desa Cimara

 


Saya sudah lama tidak melihat sunrise. Terakhir saya melihat matahari terbit itu sekitar tahun 2019 di bukit Pentulu indah kebumen. Saat itu saya Memang sedang tinggal di kota mempunyai ikon burung walet itu. Untuk sampai ke lokasi, saya harus berangkat selepas dari rumah saya dengan perjalanan mendaki. Tapi pengalaman luar bisa melihat sunrise dengan pemandangan yang indah.

Nah, maka saya suprais sekali ketika hari minggu, 28 September 2025,  saya diajak melihat sunrise saat menginap di rumah Mbak Erin di Desa Cimara Kabupaten Kuningan. Saya memang belum pernah ke Kabupaten Kuingan juga. Wih rasanya tidak sabar untuk menunggu momen itu.


Bangun Pagi, yuk!

Begitu terdengar adzan subuh berkumandang, saya sudah terbangun. Alhamdulillah tidur saya lumayan lelap. Ini karena suasana desa yang hening dengan udara yang sejuk. Saya lalu bergegas salat subuh. Air di desa Cimara ini tidak terlalu dingin, jadi tidak pakai drama lagi. Selesai salat subuh, saya berbincang-bincang dengan teman-teman.

O, iya. Jalan-jalan kali ini bertajuk Goes to Kuningan. Saya diajak oleh ClicKompasiana & Kreatoria.co untuk eksplor Kuningan selama 2 hari. Sebelum menginap di desa Cimara, kami mampir dulu dan makan siang dengan suasana hutan pinus di Hulday.

Tanpa terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Bu Muthia sebagai ketua ClicKompasiana mengingatkan kami untuk segera bergegas. Jangan sampai kami telat lihat sunrise. Benar juga,karena sayang kalau sudah jauh-jauh ke sini dan kehilangan momen.


Menuju saung 

Kami pun bergegas. Saya dan teman-teman akan berjalan kaki menuju bukit. Kata Mbak Erin jaraknya dekat kok, hanya 2 kilometer. Beberapa teman bercanda, dekat bagi orang kampung sini kali, ya. Jauh buat orang kota hahaha.

Tapi saya tenang saja. Untunglah saya suka ikut walking tour. Saya suka sekali acata seperti iniJadi soal ukur jalan Tidak masalah. Gaya benar ya, saya hahaha.

Saya, Mas iksan, Mbak Mira, dan beberapa teman pun mulai berjalan menuju saung. sebelum berangkat, Bu Muthia bilang, bawa saja itu keripik pisang buat di sana. Eh.. saya menurut saja. Akhirnya sepanjang jalan saya gendomg toples keripik pisang itu hahaha.



Yasmin, putri pertama Mbak Erin dan temannya berjalan di depan. Mereka jadi petunjuk jalan. Nah dua gadis cilik kelas 2 SD ini sebenarnya jadi penyemangat kami. Mereka saja cepat dan semangat jalan, ya. Masa orang dewasa kalah dengan anak kecil hahaha. Tapi kembali lagi ada yang becanda. Mereka kan, sudah biasa. Kita juga sudah remaja jompo hehehe.

Menikmati Sunrise di Saung

Perjalanan menuju saung menyenangkan. Kami melewati rumah warga termasuk sekolah Yasmin. Dan ini saya jadikan patokan bila nanti siapa tahu mau pulang duluan.


Setelah 15 menit berjalan, akhirnya kami sampai di suang di atas bukit. Wah, pemandangan di sini sangat indah. Kami bisa melihat rumah penduduk dari sini. 

Sayas segera naik ke atas saung. Tidak perlu takut. Saung ini kuat karena dibangun dari rangka besi bukan dari kayu atau bambu.  Sepertinya sengaja dibangun untuk tempat santai warga.

Teman-teman lain pun mulai datang. Termasuk Mbak Erin yang datang bersama putri bungsunya. Kami lalu duduk lesehan sambil menikmati kripik pisang yang saya bawa. Untung tadi saya menurut ucapan Bu Muthia hehehe. Ada juga anggur hijau yang dibawa Bu Muthia. Matahari mulai tinggi. Udara sejuk menerpa.



Yang spesial adalah terlihat dua gunung yang tampak berdekatan. Gunung Bongkok yang berada di wilayah Jawa Barat. Satu lagi gunung tilu yang berada di perbatasan wilayah kabupaten Kuningan Jawa Barat dan kabupaten Brebes Jawa tengah. Sanat indah karena hadirjiga kabut yang menyelimuti kedua gunung itu.


Saya sangat menikmati sunrise dan suasana pagi ini. Kami pun sempat foto-foto juga. Dan hasilnya keren sekali bidikan Mbak Mira. 


Rasanya saya masih ingin berlama-lama di saung di atas bukit ini. Hanya sayangnya, Kam harus bergegas pulang. Maka Menjelang pukul setengah Delapan kami memutuskan menuruni bukit. Kami harus bersiap untuk ke destinasi berikutnya yaitu situs Goa Indrakilla. Lalu setelah itu pulang ke Jakarta. Semoga next time bisa ke sini lagi dan menikmati sunset.

Bambang Irwanto

Komentar

  1. Wahwaaaah, Pak Bambang diem-diem udah melipir aja ke kampung halaman saya euyyy, hahaha. Memang kalo disana tuh matahari paginya juara banget pak. Bener-bener indah, karena lanskap daerahnya yang dikelilingi perbukitan dan penuh dengan nuansa hijau.
    Tapi kalo desa cimara ini masuknya ke daerah Mandirancan ya, jadi agak jauh ke pusat kota Kuningan dan cenderung lebih dekat ke daerah Cirebon. Makanya secara suhu udara dan airnya pun nggak sedingin di desa saya.
    Cobain nanti melipir ke rumah pak. Busettt airnya kayak es batu kalo pagi hahahaha

    BalasHapus
  2. Alam Kuningan wilayah Priangan Timur memang bagus dan unik
    seru ya Pak bisa ikut acara bareng teman-teman satu visi dan misi
    saya terakhir melihat sunrise dan sunset di pinggir pantai Selatan itu pas tahun baru 2005 kemarin, kami kemping di pantai cianjur selatan, menghadap australia, hehehe

    BalasHapus
  3. Benar-benar morning with a beautiful view. Apalagi udara juga sejuk. Itu bukitnya kira-kira tinggi berapa meter ya, Mas?
    Lalu sunrisenya jam berapa?
    Jadi pengen ke Kuningan, ehh saya belum pernah ke Jabar.

    BalasHapus
  4. Ah senangnya bisa menikmati Sunrise di Cimara pak. Melihat fotonya aku terbayang suasana saat itu, apalagi ada tertangkap "blue momen" Paling suka suasana itu sebelum mentari bangun.

    Jalan pagi dengan bawa kripik pisang itu sesuatu deh pak ha ha ha. Di cemilin ga tuh di jalan? Judulnya jalan menjemput pagi dengan kripik pisang hihihi.

    BalasHapus
  5. Becandaan yang menunjukkan seberapa jauh harus jalan kaki dimana-mana tuh sama aja ternyata ya. Bagi orang desa mungkin terasanya dekat. Tapi, belum tentu bagi orang kota juga begitu. Yang penting tuh, meski terasa capek jalan kakinya tetap akan terbayar dengan keindahan lukisan alamnya ya, Pak.

    BalasHapus
  6. Jam 6 pagi masih bisa ya berburu sunrise, biasanya kan sebelum subuh udah mulai tracking kalau mau dapet golden momen sunrise-nya. Alhamdulillah ada aja kesempatan bisa jalan-jalan bareng ClicKompasiana & Kreatoria.co untuk eksplor Kuningan. 2 hari cukup banget buat isi amunisi bikin konten-konten menarik.

    BalasHapus
  7. Jalan 2km kalau pemandangan bagus itu artinya deket, tp kalau di bawah terik Jakarta 2km jadi jauh hehehe. Aku pengen ikut kemaren Pak cuma mabok ngg kuat naek mobil jauh gtu, padahal seru banget bisa sunrise sama temen2 Click dan Kreatoria 😊

    BalasHapus
  8. Seru sekali berkumpul bersama teman-teman menikmati pemandangan alam. Apalagi pemandangan indah yang menyejukkan mata.

    Matahari terbit di Kuningan cukup siang tapi ya. Di atas jam 6 masih bisa menyaksikan.

    BalasHapus
  9. Sunrise-nya aja bikin bahagia, apalagi sunsetnya ya Pak. Aamiin semoga terwujud Pak Bams.
    Daku ndak jadi daftar ke acara ini, karena kebayang bakalan naik² bukit, sedangkan kaki belum pulih banget untuk bisa mendaki

    BalasHapus
  10. Seru ya kalau jalan-jalan bareng Kompasiana ini, ada aja rutenya yang menarik untuk dikunjungi.
    Menikmati sunrise dimanapun berada tentunya menyenangkan

    BalasHapus
  11. Huwaaa.. terlihat adeemm di Desa Cimara Kabupaten Kuningan.
    Aku juga dulu mikirnya di Kuningan ini panas... gak expect sama sekali kalo dingiiin..
    Dan kalau ekspedisi sama travel blogger gini.. seru banget siiyh.. aku mauu jugaa diajakin ka Eriin.. tariikk akoohh.. hahahaha..

    BalasHapus
  12. Masya Allah menyenangkan sekali menginap di rumah Mbak Erin bisa ke saung, hiking untuk lihat sunrise yang cantiknya luar biasa.. asri banget ya daerah tempat tinggalnya di Kuningan..

    BalasHapus
  13. Kuningan memang adem pa. Banyak gunung juga dan tentu saja Gunung Ciremai yg ikonik. Seruu ys pa ikut program jalan² seperti ini. Gimana caranya biar bisa ikut kegiatan seperti ini pa?

    BalasHapus
  14. Indaaahhh bangettt
    Sunrise buat banyak orang, memang bukan sekadar saksikan matahari terbit.

    Tapi lebih dari itu...sunrise adalah momentum untuk menggali optimisme yg membuncah.
    Semangaattt

    BalasHapus
  15. Di Jakarta untuk kegiatan komunitasnya cukup aktif juga ya pak. Btw, duduk di saung di atas bukit sambil melihat pemandangan itu merupakan impian saya. Di Surabaya jarang ada soalnya

    BalasHapus
  16. Saya pernah jalan tu pak ke Baduy dalam, emang anak2 tu biasanya jalan malah lebih cepat, kek masih banyak tenaganya buat nanjak2 hahaha :p
    Emang kita kudu jaga fisik dan latihan jalan kalau ikut2an tur kek gini yaa.
    Asyik banget bisa liat sunrise, mana kanan miri masih banyak ijo2, beda pastinya kalau liatnya dari gedung bertingkat di Jakarta hahaha.
    Btw kok gak sekalian ngebekel bawa nasi sarapan di sana pak? hehe

    BalasHapus
  17. Seru pisan perjalanan bertemu sunrise nya. View hijau segar gini emang sangat oke banget buat jadi mood booster ya.

    Pantas pada betah di saung, suasananya nyaman dan view-nya juga cakep. Entah kapan saya bisa healing seperti ini. Saya senang sama wisata alam, tapi belum punya waktu yang mumpuni. Pengen hiking lagi hahahaa.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Seru Pergi Pulang Bogor-Cipanas lewat Jalur Puncak

  Foto : Dewi Puspa Selama ini, saya selalu mendengar orang pergi liburan ke puncak Bogor yang memang sepertinya mempunyai magnet tersendiri. Kadang kalau ada long weekend, pasti orang akan berbondong-bondong ke puncak. Makanya saya langsung teringat pernah nonton di televisi, liputan orang-orang yang menawarkan penginapan atau villa di pun pak Bogor. Mereka berdiri atau duduk di sepanjang jalan sambi memegang papan bertuliskan "Sewa Villa. Atau pernah juga saya menonton jasa Ganjal ban mobil saat posisi mobil sedang berada di tanjakan dan sedang macet. Ke Puncak Bogor, yuk! Rabu 26 Februari 2025, akhirnya saya merasakan sendiri perjalanan pergi pulang Bogor-Cipanas melalui puncak Bogor. Jadi ceritanya, saya diajak oleh ClicKompasiana & Kreatoria berkunjung ke Istana Kepresidenan Cipanas. Tentu saja saya senang sekali. Seperti mimpi saja bisa menginjakkan kaki di istana Kepresidenan seluas 26 Hektar itu. Foto : Kang Bugi Saya berangkat pagi naik KRL  dari stasiun Pondok Ci...

Akhirnya naik kereta api Rangkasbitung Merak setelah 2 kali Gagal

  Setelah gagal 2x naik kereta Api Rangkasbitung-Merak, akhirnya, pada hari minggu, 9 Maret 2025, saya berhasil naik  juga pada percobaan ketiga hahaha. Segitu senangnya saya hahaha. Keingian Naik Kereta Comuterline Rangkasbitung-Merak Sejak naik kereta Walahar PP dari Cikarang ke Karawang saat eksplor stasiun kereta Whoosh Karawang  lalu dilanjutkan ngebakso pertama kali di Karawang , saya kok ingin mencoba kereta lokal lainnya. Adalah Mbak Utari, teman blogger dan penulis cerita anak yang mempromosikan kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Kebetulan Mbak Utari tugasnya di serang, jadi memang sering naik kereta commuter line itu. Oke siap. Namanya saya penasaran, makanya saya pun ingin segera mewujudkan list saya itu. Apalagi tiketnya sangat pas di hati dan kantong. Hanya 3000 rupiah saja. Maka pada suatu hari di hari libur nasional, saya pun meniatkan diri untuk mencoba naik kereta lokal Rangkasbitung-Merak. Sesuai arahannya, dari stasiun Pondok Cina Depok, saya menuju ke M...

Keuntungan Jalan-Jalan Saat Bulan Puasa

Puasa kok jalan-jalan? Apa tidak capek dan haus? Terus batal puasanya. Saat puasa bulan Ramadan kan enaknya ngadem rebahan di rumah sambil nonton drakor. Eh.. hahaha. Saya juga awalnya berpikiran seperti itu. Kayak kurang kerjaan saja ya, bulan puasa malah keluyuran ke tempat wisata. Memang tidak ada hari lain? Tapi, kalau dipikirkan terus, maka saya tidak akan pernah tahu, bagaimana rasanya jalan-jalan saat puasa Ramadan.  Namanya juga penasaran, kan? Pengi beda gitu dengan yang lainnya. Karena yang bed aitu.. sesuatu hahaha. Lagian kalau saya jalan-jalannya pas hari lebaran, itu sudah biasa.. halah.. Gayane saya ini. Apalagi saya kan freelance. Jadi dari segi waktu memang lebih fleksibel. Jadi pas lebaran, saat orang desak-desakan di tempat wisata atau bermacet-macet ria di jalan, saya sudah santai di rumah makan ketupat opor ayam, sambal goreng ati hahaha. Nah, jalan jalan pas puasa itu, pernah saya lakukan saat masih berada di Kebumen. Saya susuri beberapa Pantai pantai di kebu...