Setelah mengunjungi Pulau Tidung kecil untuk melepas bibit ikan kakap putih dan menanam bibit mangrove, perjalanan pun di lanjutkan menikmati keindahan pulau Pulau Payung Besar yang terdapat Asha Resort. Nah, perjalanan bersama Sudin Parekraf Jakarta Utara jalan-jalan 4
pulau di Kepulauan Seribu dalam rangkaian pengenalan destinasi wisata dilanjut
ke pulau Pari.
sesuai namanya, Pulau Pari ini bentuknya memang seperti ikan Pari bila dilihat dari udara. Dulunya pulau Pari tidak berpenghuni, dan di sekitar pulau banyak ikan Pari.
Alhamdulillah, perjalanan lancar. Speedoat yang kami tumpangi akhhirnya sampai di dermaga pulau Pari setelah menempuh perjalanan sekitar 25 menit. Tujuan utama kami adalah ke Pantai Pasir Perawan. Dan untuk sampai di sana, kami katanya akan naik Bentor. Wow di Pulau Pari ada Becak Motor. pikir saya takjub. Tapi mana Bentornya? sejauh mata saya memandang sekitar dermaga, tidak tampak yang namanya Bentor?
Ternyata yang dimaksud Bentor di Pulau Pari ini, bukan becak motor seperti pada umumnya teman-teman. Becak yang ditarik oleh motor. Bentor di sini adalah kendaraan motor Viar biasa digunakan untuk angkut barang yang belakangnya dimodifikasi untuk penumpang. Jdi dibuat atap dan tempat duduk. Mirip kayak angkot model zaman dulu. Kalau d makassar namanya pete-pete tapi bukan yang mikrolet hehehe.
Menuju ke Pantai Pasir Perawan
satu per satu, kami naik ke atas bentor. ada juga dua oang yang duduk di depan dekat sopir. Saya memilih duduk di ujung saja, biar bisa melihat pemandangan selama perjalanan.
Pulau Pari ini termasuk Pulau berpenghuni. Makanya di pulai ini ramai. Rumah penduudk juga sudha ayak permanen. Jalanan walau tidak terlalu lebar, tapi sudah dipaving blok. perjalanan pun lancar. sebentar saja, bentor sudah measuki gerbang pantai Pasir perawan.
setelah naik bentor selama 15 menit, sudah tampak gerbang dengan papan nama Pantai Pasir Perawan. Nah, di sini bisa sekali selfie-selfie
Makan Siang dulu, yuk!
Berhubung sudah pas jam makan siang, maka setelah turun dari
mobil, kami diarahkan menuju pondok makan dulu. Wih.. pastinya semsngst 45 ya.
Apalagi Memang perut sudah bernyanyi. Semua pun antre untuk mengambil menu makan siang yang disajikan secara prasmanan.
Usai makan siang, saya berjalan mendekati bibir pantai. Tampak hutan bakau di kejauhan. Beberapa perahu tampak ditambatkan. Katanya bisa sewa perahu untuk keliling di sekitar hutan bakau. pasti seru sekali.
Saya pun minta tolong teman untuk mengambil
beberapa foto dan video. hanya sayang karena tepat tengah hari, maka sinar matahari sangat kuat. Foto pun agak kabur. Tapi bisa juga karena kamera hapenya yang ga bagus hahaha.
Pantai Pasir Perawan
sebenarnya yang menjadi primadona di sini adalah seperti sebuah pulau yang berada di seberang. Karena air masih surut dan hanya di atas lutut orang dewasa, maka bisa berjalan saja menuju ke sana. Tampak ada ayunan dan Gasebo juga untuk bersantai. Mungkin saat sore hari, air akan pasang dan pulau itu akan tenggelam daratannya.
Saya memilih hanya mengamati teman-teman yang bergegas berjalan ke sana. Sebenarnya pengin ke sana, tapi saya malas harus menggulung celana. Harusnya saya bawa celana panjang ya hehehe. Saya memilih duduk-duduk saja di awah pohon bakau menikmati semilir angin hehe.
setelah hampir 2 jam di Pantai Pasir Perawan, kami pun diminta untuk kembali naik ke Bentor untuk kembali ke dermaga. Tapi eh, sebelumnya itu, kok teman-teman malah berkerumun di tempat lain? Ada apa? ternyata mereka membeli telur gulung ukuran gede seharga 5 ribu hahaha. saya pun ikut membeli 2 bji. Dan lumayan enak dan mengenyangan hehehe.
Akhirnya, kami pun bergegas karena harus melanjutkan kembali perjalanan ke pulau terakhir yaitu
Pulau Bidadari yang cantik.
Komentar
Posting Komentar